TEMPO Interaktif, Teheran - Pasukan keamanan Iran menembaki pengunjuk rasa yang melemparkan batu ke arah mereka di tengah ibukota hari Minggu. Insiden itu merupakan salah satu konfrontasi paling berdarah dalam beberapa bulan ini menurut situs-situs oposisi dan saksi mata. Setidaknya lima orang tewas.
Beberapa cerita tentang kekerasan di Teheran jelas dan terperinci, tetapi cerita itu tidak dapat secara independen dikonfirmasi karena pembatasan liputan media oleh pemerintah. Polisi, yang menyangkal menggunakan senjata api, mengatakan puluhan petugas terluka dan lebih dari 300 pengunjuk rasa telah ditangkap.
Baca Juga:
Korban tewas termasuk keponakan pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi, menurut situs Web Mousavi, Kaleme.ir. Bentrokan diyakini memperdalam pertentangan antara pemerintah dan gerakan reformasi.
Kerusuhan jalanan itu bertepatan dengan peringatan penting dari penganut Islam Syi'ah, Ashoura, yang menyalakan semangat pengunjuk rasa dengan pesan pengorbanan dan martabat dalam menghadapi pemaksaan.
Namun, banyak demonstran tidak mengantisipasi taktik keras pihak berwenang, meskipun polisi memperingatkan tindakan keras akan dilakukan terhadap aksi protes di hari suci.
Baca Juga:
Rekaman video amatir dari pusat Teheran menunjukkan kerumunan yang marah membawa satu korban. Mereka berteriak, "Aku akan membunuh, aku akan membunuh orang yang membunuh saudaraku."
Di beberapa lokasi, aparat keamanan menghadapi para demonstran yang melemparkan batu dan menyetel motor, mobil dan van dengan meraung-raung, menurut rekaman video dan situs Web pro-reformasi.
Pengunjuk rasa mencoba memalang jalan dengan membakar barikade. Salah satu petugas polisi difoto dengan darah bercucuran di wajahnya.
Ada laporan yang belum dikonfirmasikan bahwa empat orang tewas dalam unjuk rasa di Tabriz, barat laut Iran, menurut situs Web pro-reformasi Rah-e-Sabz. Bentrokan sengit juga pecah di Isfahan dan Najafabad di pusat Iran dan Shiraz di selatan.
AP | EZ