TEMPO Interaktif, Serbia secara resmi, Selasa (22/12), mengajukan diri sebagai anggota Uni Eropa yang kini beranggotakan 27 negara. Negeri ini harus menangkap penjahat perang dan menyerahkan ke pengadilan internasional.
Presiden Boris Tadic akan terbang ke Stockholm, tempat dimana lamaran tersebut disampaikan kepada Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt.
Belum lama ini, Uni Eropa membekukan hubungan perdagangan dengan Belgrade. Namun Serbia tetap mencoba terus memperbaiki hubungan baik sebelum lamarannya disetujui.
Serbia saat ini merasa telah membangun sebuah momentum penting dengan Uni Eropa yang telah berlangsung sejak beberapa pekan. Belum lama ini, Serbia telah mengeluarkan kebijakan visa bebas perjalanan termasuk untuk ke semua negara anggota Uni Eropa.
Kendati demikian, keinginan Serbia belum bisa serta merta mendapatkan perhatian dari Uni Eropa terutama dari negeri Belanda. Salah satu ganjalannya adalah Serbia harus menangkap dan menyerahkan dua orang pelaku kejahatan perang kepada Pengadilan Internasional Kejahatan Perang bekas Yogoslavia di Hague. Di antara pelaku kekejaman itu adalah mantan komandan militer Bosnia-Serbia, Ratko Mladic.
Awal bulan ini, jaksa penuntut umum kejahatan kriminal PBB Serge Brammertz menyatakan bahwa Serbia telah melakukan kerjasama dengan PBB dengan baik. Meskipun begitu, dalam laporan tersebut dinyatakan, dia tetap meminta Serbia harus mencari kedua penjahat tersebut yaitu Jenderal Mladic dan Goran Hadzic yang selama ini buron untuk kejahatan perangnya di Kroasia.
BBC | CHOIRUL