Para jemaah ini, usai melempar jumrah tidak langsung pulang ke negerinya, melainkan melakukan tradisi tahunan yakni berjualan barang-barang untuk membantu mengembalikan biaya hidup yang selama ini mereka jalani saat berhaji.
Para jemaah yang berasal dari Rusia dan negara pecahannya itu memiliki 500 kios di Kudai, lahan parkir yang bisa ditempuh lima menit dengan kendaraan dari Masjidil Haram.
Di tempat ini, mereka menjual berbagai produk termasuk perkakas elektronik, tape recorder, ranjang, alat masak, asesoris pakaian, mainan anak-anak, pakaian dan kerajinan tangan. Kadang-kadang di tempat tersebut dipajang pistol, pedang dan pisau.
Tak lama setelah Uni Soviet bubar, di Kudai banyak sekali ditemukan perlengkapan militer Rusia, mulai dari pakaian pasukan militer hingga teropong malam hari. Tetapi, kini barang-barang tersebut sudah tak ada lagi. Kebanyakan yang dijual sekarang adalah barang-barang asli tapi palsu alias tiruan. Kendati demikian, kalau beruntung, pembeli bisa menemukan kaviar dan barang-barang terbuat dari babut dengan harga miring.
Satu hal yang tak pernah diketahui bahwa sesungguhnya kehadiran pasar dadakan usai musim haji sangat diminati oleh penduduk Mekkah dan sekitarnya. Mereka kerap berkerumun di "pasar" ini untuk berbelanja barang-barang atau sekedar jalan-jalan untu kmelihat-lihat sesuatu yang dianggapnya menarik.
Bahkan para pembeli kerap menyampaikan kesannya usai berbelanja di tempat ini di situs pribadinya. "Saya sangat tertarik berada di pasar ini karena menawarkan berbagai produk dengan harga yang sangat rasional," tulis salah seorang di situsnya.
Para pedagang juga menjual berbagai produk terbuat dari kulit dan ayat-ayat Qur'an yang ditulis dengan kaligrafi cantik gaya Andalusia menggunakan benang emas.
"Meskipun demikian, pedagang di Kudai kesulitan memajang barang dagangannya karena padat dan harus bersaing dengan pedagang kaki lima," kata seorang pembeli di Mekkah.
Pasar dadakan di Kudai ini berlangsung selama sebulan usai musim haji. Buka setiap pagi dan sore hari. Sejumlah pengamat mengatakan keuntungan yang bisa ditangguk di Kudai bisa mencapai SR500 ribu atau setara dengan Rp 1,2 miliar.
"Para pedagang Rusia, selama sebulan, bisa menangguk untung Rp 38 miliar," jelas penduduk setempat.
Pejabat setempat tak mempermasalahkan keberadaan pasar dadakan ini asalkan mereka tidak membuat kegaduan atau menggangu pejalan kaki melintas.
Kawasan parkir Kudai terhubungan langsung dengan Masjidil Haram melalui sebuah terowongan yang digunakan oleh penduduk setempat memarkir kendaraannya. Tempat ini digunakan juga untuk mendistribusikan air zamzam yang diambil dalam jumlah besar baik untuk kebutuhan sendiri maupun dijual kembali di toko.
ARAB NEWS | CHOIRUL