TEMPO Interaktif, Kopenhagen - Negara-negara berpengaruh telah mencapai apa yang mereka sebut "kesepakatan bermakna" dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark, Jumat malam.
Kesepakatan itu dianggap sebagai sebuah "langkah maju yang bersejarah" tapi tidak cukup untuk mencegah ancaman bahaya perubahan iklim di masa depan, kata seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, kesepakatan akan menjadi dasar bagi aksi global. Amerika Serikat, Cina, Brasil, India, dan Afrika Selatan telah "sepakat menetapkan pengurangan emisi untuk membatasi pemanasan global tidak lebih dari 2 C, dan terutama untuk mengambil langkah-langkah konkrit guna mencapai tujuan ini."
Dia menambahkan, "Kami yakin bahwa kita bergerak ke arah perjanjian yang penting."
Para pemimpin dunia telah berjuang untuk membentuk sebuah kesepakatan yang sebelumnya terjadi kebuntuan.
Menanggapi perkembangan pada Jumat, Direktur Eksekutif Greenpeace Inggris John Sauven mengungkapkan kekecewaannya.
"Tampaknya sangat sedikit politisi di dunia ini yang mampu melihat melampaui cakrawala karena mereka mendasarkan pada kepentingan pribadi. Apalagi untuk peduli dengan miliaran orang yang terancaman perubahan iklim," katanya.
"Sekarang jelas bahwa untuk memerangi pemanasan global akan membutuhkan model yang berbeda secara radikal politik daripada pertemuan di Kopenhagen sini," lanjutnya.
BBC l BASUKI RAHMAT N