Rabu (16/12) pagi Yudhoyono dan rombongan telah berada di Kopenhagen setelah sebelumnya mengunjungi Belgia, Prancis dan Republik Federasi Jerman.
Sesampai di Kopenhagen, Yudhoyono langsung mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg untuk membicarakan persiapan KTT. Dalam pertemuan di lantai tiga Hotel Crown, tempat SBY menginap tak jauh dari lokasi KTT, Yudhoyono didampingi sejumlah menteri, anggota DPR dan pejabat lain.
Mereka diantaranya adalah Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan ,Kepala Bappenas Armida Alisyahbana, Menteri Perdagangan Marie Pangestu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wiryawan dan Kepala Delegasi Indonesia untuk KTT Kopenhagen Rahmat Witular.
Kepada wartawan, Yudhoyono usai pertemuan itu akan menyampaikan lima hal yang menjadi posisi Indonesia dalam KTT Perubahan Iklim.
Kelima hal itu ialah:
- Indonesia tidak akan memberi toleransi pada kenaikan suhu bumi sebesar 2 derajat celsius pertahun,
- Meminta negara maju untuk mendukung pengurangan emisi yang akan ditetapkan dalam KTT ini,
- Mendesak negara berkembang untuk menetapkan action plan meski tidak mengikat alias dilakukan secara sukarela,
- Mendesak peningkatan bantuan finansial Negara maju kepada Negara berkembangan. Bantuan ini akan dipakai untuk peningkatan kapasitas Negara berkembangan dalam pengelolaan lingkungan,
- Mendesak ditetapkannya mekanisme monitoring terhadap komitmen Negara berkembang dan Negara maju termasuk monitoring terhadap komitmen Negara maju terhadap Negara berkembang untuk program pengurangan emisi.
Presiden juga menegaskan perlunya pengukuran emisi yang bisa diandalkan (reliable) dan dipercaya semua pemangku kepentingan. "Pengukuran pengurangan emisi jangan dilakukan sendiri-sendiri," kata Yudhoyono.
Penjelasan pers Yudhoyonoini terkesan dilakukan tanpa rencana. Melewati kerumuman wartawan setelah bertemu Jens Stoltenber, Yudhono berlalu tapi kemudian kembali mendekati para jurnalis. "Saya bicara sekarang saja tapi tanpa tanya jawab ya," katanya.
ARIF ZULKIFLI