TEMPO Interaktif, Kuwait - Para pemimpin Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (GCC) sepakat terhadap pakta penyatuan mata uang. Kesepekatan itu diputuskan dalam pertemuan dua hari yang kerakhir kemarin, Selasa (14/12), di Kuwait dipimpin oleh Raja Abdullah dari Saudi Arabia..
"Penyatuan mata uang negara-negara Teluk adalah keniscayaan." jelas Menteri Keuangan Kuwait Mustafa al-Shamali seperti dikutip kantor berita KUNA.
Dengan demikian, tambahnya, para gubernur bank di negara-negara Teluk segera menjadwalkan pembentukan bank sentral GCC untuk mengeluarkan mata uang bersama. Untuk itu, tahun depan akan segera didirikan Dewan Moneter GCC yang berada di bawah naungan bank sentral.
Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Saudi Arabia telah menandatangi dan meratifikasi pakta ini, sementara dua anggota GCC, Oman dan Uni Emirat Arab memilih tak ikut.
Alasan Uni Emirat Arab -negara kedua terbesar ekonominya di GCC- menarik diri dari penyatuan mata uang GCC karena keberatan kalau Riyad ditunjuk sebagai tempat Bank Central GCC. Sedangkan Oman merasa belum perlu bergabung dalam penyatuan mata uang. "Dalam waktu dekat kedua negara akan bergabung." harap al-Shamali. GCC juga menyepakati mata uang ini akan didasarkan pada dollar kecuali untuk dinar Kuwait.
ARAB NEWS | AFP | CHOIRUL