Hal tersebut menjadi salah satu dari empat masalah utama yang dibahas dalam pembicaraan antara Presiden Umar al-Bashir dengan Salva Kiir, pemimpin Partai Kongres Nasional.
Para pejabat menyebutkan mereka sepakat atas referendum dengan suara proposional. "Proses perdamaian antara Utara dengan Selatan tampaknya goyang."
Kedua pemimpin selama dua dekade telah melakukan perang sipil dan telah merobek perjanjian damai yang pernah diteken pada 2005 lalu.
Pemilihan akan digelar tahun depan, sementara untuk wilayah Selatan akan diadakan pada 2011 sebagai penentu kemungkinan referendum kemerdekaan.
Mantan pemberontak dari Selatan (SPLM) yang kini memimpin Partai Kongres Nasional, Salva Kiir, ketika mengadakan jumpa pers mengatakan bahwa kesepakatan tersebut (referendum) merupakan pukulan keras bagi Khartoum.
Kantor berita AFP melaporkan Sekretaris Jenderal SPLM, Pagan Amum mengatakan, "Bersama dengan kesepakatan ini, kami umumkan bahwa krisis antara kedua pemimpin telah berakhir."
Seorang pejabat senior di SPLM mengatakan kepada BBC bahwa pada pemilihan mendatang diperlukan suara 50 plus satu untuk merdeka.
Namun detail aturan pemilihan, catat koresponden BBC James Copnall, tidak dijelaskan secara rinci oleh kedua pemimpin.
BBC | CHOIRUL