TEMPO Interaktif, Copenhagen – Lebih dari 600 orang ditahan polisi menyusul terjadinya kerusuhan pada Konferensi Perubahan Iklim di Bella Center, Copenhagen, Denmark.
Demontrasi yang tadinya berjalan damai itu akhirnya terprovokasi oleh oknum tak bertanggung jawab dan berbuntut pada kerusuhan. Ratusan pemuda yang menggunakan topeng dan masker secara mendadak melempar batu dan memecahkan kaca di sejumlah toko dan perumahan di Ibukota Denmark itu.
Polisi yang memang sudah dikerahkan untuk menangkal aksi kerusuhan langsung bertindak dan akhirnya bisa meredam kerusuhan tersebut. Polisi setempat menjaring 600 sampai 700 orang yang diduga melakukan kerusuhan. Sebelum dibawa ke kantor polisi, ratusan orang itu diborgol dan disuruh tiarap di jalanan.
Juru bicara Kepolisian Denmark Rasmus Bernt Skovsgaard mengatakan, pihaknya sudah mengambil tindakan tegas atas kerusuhan ini. Saat ini ratusan perusuh tersebut sedang diproses dan dinterogasi.
“Ada beberapa batu dilemparkan dan disaat bersamaan orang-orang itu mulai menggenakan masker. Pada saat itu kami berusaha melakukan pencegahan dan mengarahkan demonstran untuk melakukan aksi damai,” kata Skovsgaard.
Polisi menduga kerusuhan ini diprovokasi oleh sekelompok orang dari Eropa Utara. Kelompok ini dinamakan sebagai Blok Hitam (Black Blocs). Bukan kali ini saja Blok Hitam melakukan provokasi. Pada saat NATO Summit digelar di Kota Strasbourg, Prancis, April lalu, mereka juga melakukan tindakan provokasi. Pada saat itu puluhan orang diciduk polisi setempat.
Ini bukan aksi kerusuhan pertama yang ditindak polisi Denmark terkait Konferensi. Jumat (11/12), polisi menahan 40 pengunjuk rasa karena diduga telah mengganggu jalannya Konferensi.
Konferensi Perubahan Iklim ini sendiri rencananya akan berakhir pada 18 Desember. Acara ini diikuti 193 negara dari seluruh. Nantinya Konferensi ini akan memberikan rekomendasi kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait pencegahan perubahan iklim dunia.
TIMES ONLINE | DANANG WIBOWO