Ledakan pertama menghantam kantor pos polisi di Dora, sebuah distrik di Bagdad. Beberapa menit kemudian, empat bom berikutnya menghancurkan sejumlah gedung. Akibat rentetan ledakan bom itu, 127 orang meregang nyawa dan mencederai 448 orang.
Menurut politisi gaek Muwafaq al-Rubai, serangan bom beruntun itu pekerjaan orang-orang al-Qaida. Mereka, jelas al-Rubai kepada BBC, sengaja melakukan serangan untuk mengacaukan pemilihan umum yang akan digelar pada Maret depan.
"Saat ini al-Qaida mulai aktif di Bagdad," ujar Rubai.
Sementara itu, juru bicara militer Irak menyatakan ledakan bom yang terjadi akhir-akhir ini dilakukan selain oleh al-Qaida juga anggota Partai Baath, partai pendukung Sadam Hussein yang sudah dilarang.
Menanggapi berbagai peristiwa ledakan bom, parlemen Irak melakukan sidang darurat untuk membicarakan bom-bom tersebut.
Sejumlah anggota parlemen menyalahkan pemerintah yang dianggap tidak bisa mengendalikan situasi keamanan di ibu kota negara. Selain itu, menteri pertahanan dipersalahkan karena tak bisa menjelaskan kepada parelemen tentang kondisi keamanan di Irak.
Selasa kemarin, sejumlah ledakan mengguncang gedung-gedung di ibu kota. Setelah serangan di Dora, sebuah bom meledak di Pasar Shourja, terletak tak jauh dari kantor Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, sebuah univeritas, dan institut seni.
Ahmed Jabbar, salah seorang korban ledakan bom yang selamat menyatakan kepada kantor berita AP, "Apakah tindakan kriminal ini tidak memperhatikan kami, anak-anak, dan sejumlah perempuan yang terkubur puing-puing gedung?"
AP melaporkan, sejumlah pekerja kini bekerja keras membersihkan puing-puing gedung yang runtuh, termasuk bangkai puluhan mobil yang hangus terbakar.
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters, "Kami terhalang oleh kemacetan jalan yang sangat parah saat bom meledak. Banyak orang tewas seketika dan terluka," ujarnya.
Ledakan bom mobil di Irak mendapat tanggapan dari Inggris. Juru bicara Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyalahkan serangan tersebut.
"Meskipun ada serangan bom, situasi keamanan, ekonomi dan politik di Irak menuju ke arah perkembangan yang baik. Kami akan terus melanjutkan hubungan kerjasama dengan pemerintah Irak," ujar juru bicara.
Pemerintah Amerika Serika juga menyalahkan serangan tersebut. Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, mengatakan bahwa para pejabat negara hasil pemilihan umum lalu, telah mengarahkan Irak dengan baik, "Arah telah jelas, namun ada ancaman."
Oktober lalu, serangan bom di Bagdad telah menewaskan lebih dari 155 orang dan melukai ribuan korban.
Koresponden BBC melaporkan, meskipun serangan bom itu dilakukan sekali-kali dan berskala kecil namun target ledakan bom adalah pusat perbelanjaan, masjid, dan sekolah.
Lebih dari delapan murid sekolah, Senin kemarin, tewas akibat ledakan bom di sekolah.
BBC | ARAB NEWS | CHOIRUL