TEMPO Interaktif, Jakarta -
Shariff Aguak – Militer Filipina kemarin meluncurkan dua pesawat pengebomnya ke Propinsi Maguindanao, selatan negara itu. Langkah ini ditempuh untuk memancing milisi yang loyal kepada klan Ampatuan keluar dari persembunyiannya.
Panglima Brigade Infantry 601 Kolonel Leo Ferrer, saat ditanyakan tujuan pengoperasian dua pesawat OV-10 yang juga dikenal dengan sebutan Bronco itu, menjawab pengoperasian dua pesawat itu bukan untuk membombardir Maguindanao, melainkan hanya untuk mengecoh anggota milisi agar menyalakan senjatanya hingga diketahui tempat persembunyian mereka.
“Ini adalah penerbangan persuasif,” kata Ferrer. Dia menambahkan militer sangat berharap tidak menggunakan Bronco untuk memaksa milisi menyerahkan senjata mereka secara sukarela.
Selain meluncurkan Bronco, militer Filipina juga menerbangkan sejumlah helikopternya di tiga kotamadya di propinsi tersebut. Helikopter-helikopter itu lepas landas dari landasan militer Barangay Satan sekitar pukul 01.30 siang waktu setempat untuk menyebarkan enam ribu lembar pamflet di 13 daerah khusus di kota Mamasapano, Rajah Buayan dan Datu Piang.
Militer meyakini di tiga wilayah inilah sekitar dua ribu anggota organisasi sukarelawan sipil bersembunyi. Sebab wilayah ini dekat dengan markas Komando 105 dan 106 Front Pembebasan Islam Moro.
“Stop bersembunyi dari hukum dan menyerahlah jika kamu ingin Maguindanao aman,” salah satu isi pamflet.
INQUIRER | SUNARIAH