Pernyataan itu disampaikan pada pertemuan konferensi perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark, Senin (7/12) waktu setempat. Menanggapi komitmen tersebut, kelompok lingkungan hidup Greenpeace menyatakan bahwa komimen Afrika Selatan merupakan "satu di antara bintang-bintang negosiasi."
Selama ini, efek rumah kaca hampir semuanya disebabkan oleh pembakaran batubara sebagai sumber energi pabrik. Oleh sebab itu, pemerintah Afrika Selatan kini mempertimbangkan menggunakan sumber energi lain yang ramah lingkungan.
Afrika Selatan akan menurunkan emisi karbon hingga 34 persen pada 2020, selanjutnya ditingkatkan 42 persen pada 2025.. "Sikap ini, pertama adalah fair, ambisius dan efektif," ujar utusan dari Afrika Selatan.
"Kedua, perlu dukungan kuat dari komunitas internasional, termasuk sokongan keuangan dan teknologi," tambahnya.
Negara-negara sedang berkembang seperti Afrika Selatan, jelasnya, membutuhkan bantuan keuangan untuk pengembangan ekonomi. Dengan bantuan tersebut, bisa digunakan untuk menerapkan teknologi sesuai dengan target yang ditetapkan.
Ketua delegasi Afrika Selatan, Alf Wills mengakatan kepada Reuters, bahwa untuk pertama kali negerinya diberikan target khusus mengurangi emisi gas. Menurutnya, lembaga keungan internasional telah membantu Afrika Selatan membangun gedung dan pabrik menggunakan sumber energi matahari dan angin.
BBC | CHOIRUL