TEMPO Interaktif, Moskow - Sebuah kereta ekspres yang membawa ratusan penumpang dari Moskow ke St Petersburg tergelincir Jumat malam, menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai puluhan lainnya, kata para pejabat setempat.
Perusahaan kereta api mengatakan peristiwa tergelincirnya kereta ini bisa saja karena sabotase, yang mendorong kekhawatiran adanya terorisme.
Kecelakaan kereta Express Nevsky tepatnya terjadi di dekat perbatasan antara Novgorod dan provinsi Tver, sekitar 250 mil (400 kilometer) barat laut Moskow dan 150 mil (250 kilometer) tenggara St Petersburg. Hal ini menyebabkan empat mobil tergelincir dan 50 orang dibawa ke dua rumah sakit di daerah itu.
Namun pelayanan darurat mengatakan 22 orang tewas dan 54 luka-luka. Sementara kantor berita di daerah itu, RIA Novosti dan Interfax mengatakan hasil identifikasi petugas menyebut 25 orang tewas dan 63 luka-luka.
Stasiun televisi Vesti-24 menunjukkan rekaman kecelakaan tersebut setelah sebuah mobil rusak yang tampaknya terbalik pada sisi rel. Para wartawan menyebut kejadian ini sebagai "malapetaka mengerikan," setelah melihat kereta "bengkok" dan beberapa mobil rusak, dan banyaknya ambulan yang hilir mudik di tempat kejadian itu.
Russian Railways, yang mengurusi soal transportasi di Rusia mengatakan, penyebabnya belum ditentukan tapi kemungkinan adalah sabotase, yang dapat berarti bom atau kesengajaan lain untuk menggelincirkan kereta dan menyebabkan korban jiwa. Kantor berita Rusia mengutip para pejabat yang mengidentifikasi adanya sebuah kawah kecil yang ditemukan di lokasi kecelakaan, yang menyebabkan spekulasi bahwa hal itu bisa saja disebabkan oleh bahan peledak.
Sebuah ledakan bom yang sama di tahun 2007 menggelincirkan kereta api penumpang dan melukai 27 orang. Dua tersangka telah ditangkap dan pihak berwenang sedang mencari seorang mantan perwira militer yang mereka percaya berada di belakang ledakan, tetapi motif tidak jelas. Ledakan di sebuah kamar mandi di Moskow-St. Petersburg kereta api pada tahun 1997 menewaskan lima orang. Rute ini sangat ditempuh oleh wisatawan dan pebisnis.
Terorisme menjadi perhatian utama di Rusia sejak perang terhadap pemberontak Chechnya melawan pasukan pemerintah di tahun 1990-an. Kekerasan yang berasal dari konflik itu telah berulang kali menyebar ke bagian lain dari Rusia pada dekade yang lalu, termasuk pemboman mematikan di kereta bawah tanah Moskow pada tahun 2004.
Presiden Dmitry Medvedev memerintahkan pihak berwenang untuk membantu para korban dan menyelidiki penyebab tergelincirnya kereta ini.
AP | HAYATI MAULANA NUR