TEMPO Interaktif, Ampatuan -Walikota Buluan wilayah Maguindanao, Filipina, Andal Ampatuan hari ini (Kamis, 26/11) menyerahkan diri ke hadapan Penasihat Presidenan, Jesus Dureza.
Menurut komandan militer Filipina, Jendral Raymudno Ferrer penyerahan itu dilakukan Andal di kota Shariff Aguak. "Pihak keluarganya secara sukarela menyerahkan dia (Andal), dan setuju untuk diusut," kata Ferrer. Dengan menggunakan helikopter, Andal akan diterbangkan ke Manila, untuk menjalani pemeriksaan.
Namun pihak keluarga Ampatuan menepis tuduhan keterlibatan Andal atas aksi penembakan yang menyebabkan tewasnya 57 pendukung lawan politiknya. Separuh dari jumlah korban tewas adalah wartawan.
Pada Rabu (25/11) polisi dan tentara di Maguindanao menemukan 11 mayat tergeletak di sebuah bukit, tak jauh dari Buluan. Setelah dilakukan pencarian, ditemukan 46 mayat lainnya sehingga jumlah keseluruhan mayat yang ditemukan adalah 57 orang.
Disekitar mayat juga didapati dua buah mobil (van dan sedan), yang diduga sebagai kendaraan para korban tewas tersebut. Hingga saat ini, polisi dan militer masih menyisir lokasi kejadian, guna proses penyelidikan lebih lanjut.
Penyerahan diri Amputuan menyusul negosiasi antara keluarganya dengan penasihat presiden, dan guna menghindari konflik lebih jauh antara pendukung Amputuan dan pasukan pemerintah.
Pasalnya Sekretaris Kementrian Dalam Negeri Filipina, Ronaldo Puno mengaku telah mengingatkan keluarga Ampatuan bahwa pihaknya akan mengerahkan sejumlah pasukan, jika Andal enggan menyerahkan diri.
Menurut Ferrer, ketegangan di area sekitar kota besar provinsi meningkat, menyusul dilucutinya senjata 350 orang pasukan militer pemerintah yang membelot ke Amputuan.
Pihak militer tersebut mengaku gandrungi Amputuan untuk menjaga keamanan wilayah dari kemungkinan serangan pemberontak. Namun belakangan mereka justru menjadi 'centeng' politik Amputuan.
AP/ANGIOLA HARRY