"Ada saatnya sumber-sumber terbatas dan tekanan terhadap kompetisi sangat ketat, sehingga jurnalis kami perlu fokus pada liputan berita di Washington. Termasuk di antaranya liputan soal perkembangan politik lokal, nasional, kebijakan dan pemerintahan," ujar editor senior Marcus Brauchi.
The Post secara efektif akan menutup bironya di Chicago, Los Angeles, dan New York per 31 Desember.
Nasib The Post sesungguhnya tak beda jauh dengan sejumlah koran di Amerika Serikat lainnya. Sejak perkembangan berita melalui news online marak, pendapatan dari iklan dan sirkulasi koran-koran tersebut menurun drastis. Pembaca lebih suka memperoleh berita dari news online karena gratis.
Sirkulasi The Post saat ini mencapai 582 eksemplar, terbesar nomor lima untuk koran harian. Sementara hasil audit kantor Biro Audit Sirkulasi menunjukkan tiras The Post melonjak 822 ribu eksemplar, terbesar ketiga untuk terbit di hari Minggu.
Sejak empat hingga lima dekade, The Post telah membuat liputan waralaba politik nasional dan pemerintahan yang bersumber pada peristiwa yang ada di Gedung Putih dan Capitol Hall.
Dibandingkan dengan koran-koran besar berskala nasional lainnya, misalnya Wall Street Journal, The New York Times, dan USA Today, beredar ke penjuru dunia. Sementara The Post distribusinya terbatas di Washington.
Untuk saat ini, The Post dan sejumlah koran di Amerika Serikat masih membukukan keuntungan yang cukup sehingga perusahaan bisa mengirimkan wartawannya ke manca negara dan liputan di sekitar Amerika Serikat.
Namun, kelak biaya liputan atau ongkos lainnya akan dikurangi seiring dengan penyusutan penghasilan perusahaan. Hal tersebut juga diakibatkan oleh munculnya persaingan liputan berita oleh Politico.com, sebuah situs berita yang didirikan oleh dua bekas wartawan The Post yang memperkerjakan bekas karyawan The Post juga.
Selain The Post, banyak perusahaan koran di Amerika Serikat gulung tikar. Mulai dari The Boston hingga ke Tribune Co's Baltimore Sun. Koran-koran ini terpaksa menutup kantor-kantor bironya baik yang ada di dalam negeri maupun di dunia demi menyelamatkan uang perusahaan.
Para ahli menyarankan agar koran-koran yang ada sebaiknya mengubah pola liputannya, yakni fokus pada liputan dalam negeri ketimbang menyajikan berita-berita manca negara.
"Kami tetap melanjutkan liputan dan mengirimkan reporter ke seluruh dunia sebagaimana yang pernah kami lakukan selama beberapa dekade," jelas Brauchi.
REUTERS | CHOIRUL