TEMPO Interaktif, Kabul -Hari ini (Kamis, 19/11) Hamid Karzai secara resmi dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Presiden Afganistan, setelah menang dalam perhitungan suara ulang pada 20 Agustus lalu. Karzai menuju kursi kepemimpinan dengan sejumlah beban atas perbaikan situasi dan kondisi Afganistan.
Target utama Karzai adalah menunjukkan pada negara barat, bahwa dirinya mampu menyelesaikan perang saudara yang terjadi selama lebih dari delapan tahun di negaranya. Target selanjutnya, membersihkan kondisi pemerintahan yang dipenuhi dengan masalah korupsi.
Masalah korupsi tersebut menjadi sorotan para pimpinan negara barat, pasalnya susunan pemerintahan Afganistan masih dipenuhi para politikus gerilya, yang ditengarai menjadi penyebab maraknya korupsi disana.
"Karzai harus mampu membasminya, dan menunjukkan pada rakyatnya bahwa dia memang orang yang tepat untuk mengatasi masalah itu," kata Sekretaris Negara Amerika Serikat, Hillary Rodham Clinton di gedung pusat pemerintahan Afganistan, Rabu (18/11).
Langkah selanjutnya adalah meyakinkan dunia bahwa Afganistan mampu menyelesaikan masalah perang saudara yang berkepanjangan, tanpa harus dicampuri pihak luar. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama merencanakan akan menambah 40 ribu personil militer ke Afganistan, jika Karzai tak mampu menyelesaikan konflik berdarah di Afganistan.
Sejumlah laporan dari pihak kedutaan Amerika di Afganistan mengatakan bahwa duta besar Amerika disana, Karl Eikenberry memberi waktu Karzai agar segera menuntaskan segala masalah dinegaranya. Jika tidak kunjung selesai, Amerika terpaksa menambah unit pasukan ke Afganistan, yang telah bercokol di negara itu sejak 2001.
Pelantikan dan pengambilan sumpah tersebut rencananya akan dihadiri sekitar 300 pejabat tinggi dari berbagai negara, yang khusus diundang Afganistan. Diantara 300 pejabat tersebut diantaranya Hillary, serta duta besar Inggris, Perancis dan Turki.
REUTERS/ANGIOLA HARRY