TEMPO Interaktif, Shanghai - Presiden Barack Obama mendesak Cina untuk menganut azas kebebasan berbicara dengan tidak melakukan sensor internet. Namun, Cina sudah mempersiapkan “Tirai Bambu”-nya, dengan memblokir kata-kata yang meluncur dari mulut Obama di jalur online. Cina hanya menyiarkan wajah Obama dalam satu saluran televisi regional.
Cina memiliki lebih dari 250 juta pengguna internet dan mempekerjakan karyawan di berbagai negara untuk mengontrol ketat atas apa yang mereka lihat. Negara ini sering dikritik karena apa yang disebut "Great Firewall of China" - teknologi yang dirancang untuk mencegah lalu lintas yang tidak diinginkan memasuki atau meninggalkan di dalam jaringan.
Selama pertemuan di balai kota Shanghai pada hari Senin, Obama menjawab panjang lebar untuk sebuah pertanyaan tentang firewall. "Aku seorang pendukung besar non-sensor," kata Obama. "Aku mengakui bahwa negara yang berbeda memiliki tradisi yang berbeda-beda. Saya dapat memberitahu kalian bahwa di Amerika Serikat, fakta bahwa kita memiliki internet gratis - atau akses internet tak terbatas- adalah sumber kekuatan, dan saya pikir ini harus didorong."
Dalam kunjungan Obama ini, hanya stasiun televisi lokal Shanghai yang menyiarkannya. Saat itu, ada dua portal internet populer dan di situs Gedung Putih yang tidak disensor, walaupun tayangan video dan audio ada jeda dalam penerimaannya.
Cina memiliki sistem pemantauan dan sensor dan telah mengeluarkan sejumlah peraturan sebagai respons terhadap munculnya tren blog dan situs sosial lainnya. Tapi tetap Web jauh lebih terbuka daripada media cetak dan televisi yang dikontrol ketat dan menjadi satu-satunya sumber berita untuk mayoritas Cina.
Yang Hengjun, 45, seorang blogger dan novelis yang berbasis di kota selatan Guangzhou, mengaku terkesan dengan kejujuran Obama. "Anda lihat, kebebasan berbicara di Amerika tidak diberikan presiden kepada warganya, tetapi sesuatu yang digunakan orang untuk mengawasi pemerintah mereka dan presiden, untuk melindungi diri mereka sendiri,"
AP| NUR HARYANTO