TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Iran tak takut menerapkan kebijakan nuklirnya. Lantaran, nuklir adalah teknologi yang berkembang seiring masa, dan setiap negara berhak mengembangkannya. “Kami menggunakannya untuk kepentingan damai,” ujar Duta Besar Iran untuk Indonesia Behrooz Kamalvandi di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/11).
Menurut Kamalvandi, apa yang dilakukan Iran melakukan hal benar dalam setiap langkah tentang nuklir tersebut. Sehingga, tak takut ketika dunia internasional termasuk PBB ingin menginpeksi tempat pengolahan uranium menjadi nuklir milik Iran di kawasan Fordo, daerah Qum.
“Bila Anda melakukan hal yang benar, Anda tak perlu takut,” katanya dalam jamuan makan dengan para wartawan. Kamalvandi akan segera kembali ke Teheran bulan ini karena masa tugasnya telah berakhir di Indonesia.
Selama ini, kata bekas wartawan itu, tak ada yang bisa menghalangi Iran, termasuk para negara Barat yang terus menyerukan agar Iran menghentikan proses pengayaan uranium. “Kami sudah punya mesin pemutar (pengaya uranium), saat mereka berseru, mesin pemutar tetap jalan, saat ada inspeksi, mesin pemutar juga tetap berjalan.”
Karena itu, negosiasi di Wina, markas International Atomic Energy Agency pun saat ini masih menguntungkan Iran. Dengan teknologi ini, Iran mendapat posisi tawar yang seimbang dengan negara Barat yang menyerukan Iran supaya menghentikan kegiatannya tersebut.
YOPHIANDI