Perbuatan Muhammad dianggap kejam karena telah menembak kepala Dean Harold Meyers di pompa bensin dan sepuluh orang lainnya. Setelah itu dia plesiran ke Maryland, Virgina dan Washington D.C.
Menurut juru bicara penjara, Larry Traylor, akibat kekejaman yang dilakukan Oktober 2002 itu, hakim menjatuhkan vonis suntik mati terhadap lelaki berkulit hitam ini.
"Ketika akan dieksekusi, Muhammad tidak menyampaikan pesan sepatah kata pun," ujarnya.
Atas kematian tersebut, pengacara Muhammad, J. Wyndal Gordon menyampaikan bela sungkawa dan kesedihannya, tidak hanya ditujukan kepada keluarga dan orang-orang yang dicintai kliennya, tetapi juga kepada para korban, keluarga, serta orang-orang yang disayangi korban.
Saat akan menghadapi jarum suntik mematikan itu, jelas Gordon, Muhammad tidak gentar dan merasa tidak bersalah.
"Dia tidak takut dan yakin meninggal dalam kemuliaan," kata Gordon.
Pembunuhan yang dilakukan Muhammad tergolong sadis. Hampir rata-rata mangsanya ditembak di bagian kepala. Para korban dihabisi umumnya saat melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya ketika berbelanja, berada di pompa bensin, atau sedang memotong rumput. Bahkan, seorang anak kecil dicabut nyawanya ketika berjalan menuju sekolahnya.
Horor Muhammad berakhir setelah dia bersama begundalnya Lee Boyd Malvo dicokok polisi, 24 Oktober 2002. Keduanya disergap aparat ketika sedang beristirahat di dalam mobil di rest area Maryland.
Dalam catatan kriminal polisi, Muhammad dan Malvo juga pernah melakukan pembunuhan dengan tembakan di negara bagian Louisiana, Alabama dan Arizona. Malvo hingga kini masih meringkuk di penjara.
AP | CHOIRUL