Dia enggan berhadapan lagi dengan perjanjian lainnya, dan meminta pasukan perdamaian masuk ke wilayah asing Timur Tengah. Dengan begitu, pesaing Abbas yang kini tengah ditahan di penjara Israel Marwan Barghouti, 49, akan mendapat kesempatan melaju ke ajang pemilu Palestina.
Akhir bulan lalu Abbas, 74, mengakui kegagalannya di depan Sekretaris Gedung Putih Hillary Rodham Clinton. Padahal Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebelumnya memuji komitmen Abbas menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Sumber lain mengatakan, Abbas telah dilemahkan oleh pihak anti dirinya di Washington. Pihak tersebut menginginkan Israel ambil bagian perjanjian dengan West Bank, setelah pekan ini Hillary ikut mendukung Israel soal perjanjian itu.
Yang dikhawatirkan, jika Abbas tak mampu mencegah campur tangan Israel di West Bank, maka rakyat Palestina akan berpaling dari dia dan partainya. Dan itu akan memuluskan Barghouti dari Hamas melaju dan menang di pemilu. Pasalnya, jika Fattah mundur dari pemilu, maka satu-satunya peserta tunggal di ajang tersebut hanya Hamas.
Barghouti, dikabarkan akan segera keluar dari penjara Israel. Barghouti yang sempat menjadi pujaan kelompok perdamaian Israel tersebut berubah menjadi militan. Sejak bergabung dengan Hamas, dia menjadi musuh utama Israel. Sejak itulah Israel memburunya hingga akhirnya tertangkap 2004 lalu.
AP/ANGIOLA HARRY