TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemimpin Serbia Bosnia pada masa perang Radovan Karadzic berencana melaksanakan kemunculan perdananya hari ini, Selasa (3/11), sebelum ia harus menghadapi pengadilan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang selama ini diboikotnya.
Karadzic melalui surat terbukanya mengatakan pada Pengadilan Kriminal Internasional untuk Yugoslavia, bahwa ia akan menghadiri acara dengar pendapat resmi, yang akan mengungkap tentang proses perlawanannya.
"Semoga kita dapat mencari solusi, bukan hanya untuk upaya terbaik, tapi hasil yang seadil-adilnya," ujar surat yang ditujukan ke ketua majelis hakim O-Gon Kwon, yang memulai persidangan minggu lalu. Karadzic pada persidangan 26 dan 27 Oktober lalu menolak hadir, dan memutuskan tetap berada di ruang tahanan, seraya meminta hakim O-Gon Kwon melanjutkan persidangan tanpa kehadirannya.
Karadzic, 64, yang tengah melakukan upaya pembelaan atas dirinya, meminta waktu untuk mempelajari surat dakwaan terhadap dirinya yang setebal ribuan halaman. Dia akan menghadapi 11 dakwaan genosida, kejahatan perang dan kriminalisasi terhadap hak asasi manusia, selama perang Bosnia pada 1992-1995 yang menelan korban nyawa 100.000 dan menyebabkan 2,2 juta penduduk kehilangan tempat tinggal.
Jaksa Alan Tieger menilai perbuatan Karadzic adalah sebuah sisi gelap kemanusiaan, karena sekitar 7.000 orang muslim dan anak-anak menjadi korban perbuatannya. Selama masa perang, Karadzic juga dituduh sebagai orang yang memerintahkan pengepungan kota Bosnia hingga berakhirnya perang pada Juli 1995.
ANGIOLA HARRY