Pemimpin Bosnia Serbia itu menolak untuk menghadiri sidang, yang dia katakan sebagi sebuah kekacauan hukum dari pengadilan PBB untuk mengadilinya.
Penolakan Radovan Karadzic untuk menghadiri Pengadilan Internasional untuk Kejahatan Perang di wilayah Bekas Yugoslovakia ini, merupakan pukulan bagi para korban hidup, yang menganggap Radovan bertanggungjawab atas tewasnya ratusan ribu warga dalam perang Bosnia 1992-1995.
Munira Subasic, yang kehilangan suami dan anaknya ketika pasukan Bosnia Serbia membunuh sekitar 8.000 Muslim Bosnia diwilayah yang dilindungi PBB, Sebrenica, pada Juli 1995, mengatakan, ia berharap pengadilan ini akan berlangsung lebih baik dibandingkan dengan pengadilan terhadap Slobodan Milasevic, bekas Presiden Yugoslovakia, yang keburu tewas di penjara sebelum pengadilan mengeluarkan keputusannya pada 2006.
"Kami ingin mengingatkan orang Eropa bahwa selama 14 tahun kami menunggu untuk mendapatkan keadilan. Pengadilan Milosevic gagal, sekarang kami harapkan hal itu tidak terjadi," ujar Munira Subasic.
Radovan Kardzic dianggap bertanggung jawab atas tewasnya ribuan orang di Bosnia dan Sebrenica dalam perang Bosnia (1992-1995), yang dianggap sebagai pembersihan kalangan penduduk Muslim dan Kroasia. Dia diperkirakan akan menghadapi sekitar 11 tuntutan kejahatan perang.
Belasan korban hidup warga Bosnia direncanakan akan menghadiri sidang ini. Karadzic ditangkap July lalu, setelah selama 13 tahun dalam pencarian.
AP l WAHYUANA