Warga Darwin, Carolyn Reyonds, mengatakan gempa tersebut merupakan yang ketiga terbesar yang pernah ia rasakan. “Ketika saya sadar itu adalah gempa, hal pertama yang saya lakukan adalah berdiri di pintu untuk melihat seberapa buruk gempanya,” ujar Reyonds seperti dikutip ABC.net,au, Ahad (25/10).
“Saya menyadari gempanya sangat kencang jadi saya lari menuju tangga dan mengambil anak perempuan saya serta anjing-anjing saya. Setelah itu, saya lari ke luar rumah. Sebab, Anda tidak pernah tahu apakah gempa tersebut memburuk atau tidak. Anda tidak mau bangunan besar rumah Anda menimpa Anda,” lanjut Reyonds.
Menurut Reyonds, rumahnya ikut bergoyang begitu juga seluruh isi rumah seperti pintu kaca, lukisan di dinding. “Saya memiliki kaca yang menghadap ke dinding di dekat pintu dan itu bergeter sangat kencang,” lanjut Reyonds.
Kepolisian Northern Territory mengatakan gempa di Maluku juga terasa di Katherine. Menurut polisi Brent Warren, setelah gempa tersebut, pihaknya menerima banyak telepon. Namun, hanya ada kerusakan-kerusakan kecil akibat gempa tersebut.
“Kepolisian Northern Territorry mendapat 100 panggilan dari masyarakat setelah gempa. Dan itu termasuk panggilan dari kawasan Darwin sampai di sebelah selatan yaitu daerah Katherine,” ujar Warren.
“Saya berada di Kantor Polisi Katherine dan gedung kami bergoyang. Kami menerima beberapa telepon dari masyarakat yang khawatir dengan gempa,” lanjut Warren. “Meski beberapa orang mengatakan perabotan rumah mereka rusak, tidak ada kerusakan di bangunan dan tidak ada yang mengalami cedera.”
Biro Meteorologi di Darwin melansir gempa berlangsung selama lima menit dengan getaran yang kencang sekitar dua menit.
Pada Sabtu malam, gempa juga menggoyang Maluku. Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter semalam berpusat di kedalaman 165 kilometer Laut Saumlaki.
ABC| KODRAT SETIAWAN