Perpanjangan penahanan peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi selama 18 bulan lagi, telah meningkatkan keraguan Pemilu tahun depan akan berlangsung fair dan bebas. "Mereka telah mengatakan berulangkali bahwa Pemilu tahun depan akan berlangsung terbuka, bebas, dan fair. Kami tetap menunggu untuk membuktikannya," ujar Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromnya, sesudah pertemuan antar menteri luar negeri ASEAN, Kamis (22/10), di Thailand.
Kasit mengatakan, Burma mempunyai komitmen untuk mempromosikan hak asasi manusia yang telah mereka ratifikasi dalam lingkungan ASEAN untuk mendorong menuju Komunitas Integrasi ASEAN pada tahun 2015. "Itu kewajiban Burma sebagai anggota ASEAN," ujar Kasit, dalam pertemuan yang juga dihadiri Menteri Luar Negeri Burma Nyan Win.
Kasit juga mengatakan ASEAN telah meminta junta Burma untuk membebaskan Aung San Suu Kyi. Dua bulan lalu, beberapa negara anggota telah mendesak ASEAN untuk lebih menekan Burma dengan mengupayakan amnesti atas hukuman perpanjangan yang dijatuhkan Junta terhadap tokoh oposisi itu. Namun usulan ASEAN itu tak pernah mendapatkan respon dari penguasa Burma.
Kasit mengeluarkan komentarnya ini, sehari sebelum para pemimpin tertinggi negara-negara ASEAN meresmikan badan baru Komisi Antarpemerintah ASEAN untuk Hak Asasi Manusia pada kesempatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-15 antara tanggal 23-25 Oktober 2009, akhir pekan ini, di Hua Hin, Thailand.
REUTERS l WAHYUANA