"Saya memberikan jaminan kepada Thaksin dan para pendukungnya bahwa Hun Sen akan selalu menjadi teman baik mereka," ujar Hun Sen kepada para wartawan, setelah bertemu dengan bekas perdana menteri Thailand yang lain, Jendral Chavalit Yongchaiyudh, yang merupakan partner koalisi politik Thaksin, di Phom Phenh, Rabu (21/10).
"Thaksin adalah korban politik. Saya respek padanya saat ini, melebihi respek saya ketika ia masih menjabat sebagai perdana menteri," ujar Hun Sen," saya telah menyediakan sebuah rumah, tempat dia bisa tinggal, kapan pun ia mau kesini (Kamboja)."
Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Kamis (22/10), mengatakan dia tidak mempunyai prasangka buruk terhadap pernyataan Hun Sen ini, dirinya cukup yakin Hun Sen tidak akan mencampuri urusan politik dalam negerinya. Abhisit juga mengatakan dirinya akan berbicara masalah ini dengan Hun Sen dalam pertemuan akhir pekan ini, disela-sela menghadiri Konferensi Tingkatng Tinggi ASEAN ke-15 di Hua Hin, Thailand.
Namun tak urung Abhisit sewot juga, ia mengancam pemerintahnya akan melakukan ekstradisi dibawah perjanjian kedua negara, jika Thaksin jadi memutuskan untuk tinggal di negara bertetangga ini, Kamis (22/10), seperti dikutif Bangkokpost..
Kamboja dan Thailand sejak lama sering terlibat dalam hubungan yang memanas, menyusul saling merebut klaim kepemilikan sebuah kuil kuno yang sangat penting, yang terletak pada daerah perbatasan kedua negara.
Bekas perdana menteri Thaksin Sinawatra hingga kini masih hidup berpindah-pindah di luar negeri, sejak kudeta militer 2006, dari Dubai, Hongkong, Nicaragua, Liberia, Montenegro, dan negara-negara kecil di kawasan Eropa Timur. Sempat menjadi pemilik klub sepakbola Inggris, Manchester City, namun sekarang tidak bisa memasuki Inggris dan Jerman, karena kedua negara ini tidak mengakui paspornya. Ia telah mendapatkan vonis pidana korupsi dalam pengadilan di Thailand dan paspornya dicabut.
BANGKOKPOST l WAHYUANA