Belum ada konfirmasi dari pemerintah Pakistan. Namun seorang juru bicara Pakistan menyalahkan kelompok Sunni atas tragedi berdarah itu. Pelaku yang diduga berasal dari kelompok Jundullah, Laskar Tuhan, kini ditahan oleh pejabat keamanan Iran.
Selain menewaskan masyarakat sipil peserta konferensi Syiah-Sunni, bom bunuh diri juga merengut nyawa Wakil Komandan Pengawal Revolusi Iran Jenderal Noor Ali Shooshri dan Komandan Provinsi Rajab Ali Mohammadzadeh.
"Kami mendapatkan informasi, Pakistan telah bekerjasama dengan para teroris!" ujar Mahmoud yang dikutip media setempat, Senin (19/10).
Untuk mengetahui lebih jauh kejadian ini, Isna News melaporkan, pemerintah Iran memanggil seorang diplomat senior Pakistan dan mempertanyakan keberadaan para pendatang asal Pakistan di Iran. Menteri Luar Negeri Iran juga protes keras kepada Pakistan karena wilayahnya digunakan sebagai basis permusuhan terhadap Republik Islam Iran.
Peristiwa ledakan Ahad (18/10) terjadi di Distrik Pishin, provinsi Sistan-Baluchestan di sebelah tenggara Iran merengut 35 jiwa. Saat kejadian, nampak seorang lelaki melilitkan bom di tubuhnya lalu meledakkan di antara peserta konferensi Syiah-Sunni. Selain mencabut nyawa, bom bunuh diri melukai lusinan peserta konferensi.
Sistan-Baluchestan merupakan wilayah etnis Baluchi berpenduduk Sunni. Namun di wilayah ini Syiah memegang kekuasaan. Provinsi yang terletak di perbataan antara Afghanistan, Pakistan, dan Iran ini merupakan kawasan strategis untuk penyeludupan obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, serta tempat bersemayam para bandit dan penculik.
Di kawasan ini, Jundullah tumbuh subur. Sebagian laskar Jundullah bergabung dengan organisasi Gerakan Perlawanan Rakyat yang melakukan perlawanan terhadap dominasi Syiah. Tak heran kalau penguasan Iran menyebut Jundullah merupakan organisasi teroris.
BBC | CHOIRUL