TEMPO Interaktif , Baguio – Pemerintah pusat Filipina mengirimkan 200 peti mati ke Filipina bagian utara. Badai yang memporak-porandakan Filipina dalam dua pekan terakhir itu telah menewaskan lebih dari 600 orang.
Ada 200 peti mati dari kayu disiapkan untuk pemakaman penduduk di Kota Baguio. Penduduk yang tewas, termasuk delapan keluarga yang rumahnya terkubur oleh tanah longsor.
“Saya sedih dengan apa yang terjadi,” ujar Mildred Ligos, keponakan Leonora Pinol Picar, yang tewas bersama suami dan dua anaknya berusia satu tahun dan 11 tahun.
Banjir dan tanah longsor menutup tiga jalan utama ke area tersebut yang menyebabkan daerah itu terisolasi. Di Kota Baguio, minyak tanah atau bahan bakar juga sudah menipis hanya untuk beberapa hari saja, sedang beberapa toko yang buka diserbu pembeli yang mulai panik.
Namun, kondisi ini berhasil teratasi saat empat helikopter CH-46 milik Marinir Amerika Serikat membawa bahan makanan dan bantuan medis seberat delapan ton. Presiden Gloria Macapagal Arroyo juga menyempatkan datang dengan helikopter dan memerintahkan pemerintah setempat untuk berusaha membuka jalan.
AP| NUR HARYANTO