TEMPO Interaktif, Bangkok - Pemerintah Thailand telah menyetujui untuk mengerahkan 18.298 personil polisi dan militer untuk menjaga acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN akhir bulan ini, demikian laporan Thai News Agency, Sabtu (10/10).
Keputusan ini dibuat Jumat (9/10) dalam sebuah rapat Internal Security Operations Command (ISOC), yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva.
Thailand akan menjadi tuan rumah Konferensi Tinggi Tinggi ASEAN ke-15 atau ASEAN Summit pada tanggal 23 - 25 Oktober di Provinsi Prachuab Khiri Khan, sekitar 130 kilometer di Barat Laut Bangkok.
Selain mengerahkan 18 ribu pasukan, Pemerintah Abhisit juga menerapkan Internal Security Act di provinsi tersebut, termasuk di dua pantai Hua Hin dan Cha-am, yang menjadi tempat penyelenggaraan acara, antara tanggal 12 - 27 Oktober bulan ini. Dengan penerapan aturan ini, memungkinkan aparat keamanan untuk menangkap, melarang, dan melakukan pembatasan aktivitas warga secara sepihak.
Tingginya pengamanan acara ini, rupanya Pemerintah Thailand tidak ingin kecolongan lagi, pasca peristiwa memalukan pada 11-12 April lalu, ketika acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Pattaya, berhasil dibubarkan oleh para demonstran antipemerintah. Padahal pada acara itu, dihadiri para pemimpin tertinggi negara-negara ASEAN, yang juga dihadiri para pemimpin pemerintahan tertinggi dari Jepang, Cina, dan Korea Selatan, yang terpaksa harus dievakuasi secara darurat.
"Perdana menteri telah menjanjikan kepada negara-negara peserta konferensi, bahwa situasi di Thailand telah kembali normal," ujar jurubicara pemerintah Panitan Watanayagorn kepada Thai News.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ini.
BANGKOKPOST l WAHYUANA