TEMPO Interaktif, APIA – Bayi yang masih merah itu baru berusia dua hari. Kedua orang tuanya tak berpanjang angan memilih nama bagi buah hatinya. Tsunami. Bayi yang selamat dari gelombang ganas di Kepulauan Pasifik ini menjadi pengingat kebesaran alam yang dialami penduduk Samoa.
Seorang laki-laki menyambar bayi yang kulitnya masih keriput, dan membawanya ke tempat yang kering di rumahnya yang lebih tinggi di Desa Saleapaga di kawasan pesisir selatan. Setelah bayi itu aman, laki-laki itu kemudian mencari kedua orang tua bayi, Fineaso dan Terri Agaalenuu, di antara puing rumah yang tersapu Tsunami.
“Paman saya selamat dan kami bisa menemukan bayi kami,” ujar Fineaso, ayah bayi tersebut masih berlinang. “Kami bersyukur dan sangat senang sekali.”
Fienaso menganggap bayinya yang selamat adalah keajaiban karena kecil kemungkinan bayinya selamat dari amukan alam itu. Semula bayi itu bernama Narineaso, namun kedua orang itu memutuskan mengubah namanya karena lolos dari maut. “Kami memanggilnya Tsunami. Nama itu tidak akan pernah terlupakan.”
Dalam bencana Tsunami di Samoa, Selasa (30/9) tercatat korban tewas mencapai 150 orang, kebanyakan anak-anak.
AP| NUR HARYANTO