TEMPO Interaktif, Ansbach, Jerman – Pemuda 18 tahun bersenjata kapak, pisau dan bom molotov menyerang sekolahannya sendiri. Sekolah tingkat di selatan Jerman itu pada hari Kamis (17/9) mendadak gempar, saat seorang pelajarnya mengamuk dan melukai delapan murid dan seorang guru sebelum polisi menembak dan menangkap dia.
Ketika kekacauan meledak di lantai tiga, sekitar 700 siswa lain melarikan diri dari gedung. Mereka juga membuat barikade di pintu kelas sebelum berlari menuruni tangga darurat. Kemudian pelajar itu berlindung di sebuah kantor dekat gedung.
Menteri Dalam Negeri Bavaria Joachim Herrmann mengatakan, remaja itu masuk kelas di Ansbach pada pukul 8.30 waktu setempat, tak lama setelah kelas dimulai. Dia naik ke lantai tiga, menyalakan bom molotov dan melemparkannya ke dalam ruangan kelas 11.
Dia kemudian menyerang beberapa pelajar putri yang paling dekat dengan kapak, menimbulkan luka serius di kepala salah satu dari mereka, kata Udo Dreher, petugas polisi di tempat kejadian perkara.
Dreher mengatakan, tidak jelas apakah penyerang memilih korbannya. Yang Jelas dia tidak memiliki catatan kriminal di kepolisian. Remaja, yang berada di tahun terakhir di sekolah itu, kemudian melemparkan bom molotov lain ke dalam kelas sembilan tepat di seberang aula, tapi gagal menyala, kata Dreher.
Mahasiswa yang mencium bau asap menelepon polisi, menarik alarm kebakaran, dan menyemprot kobaran api, kata para pejabat. "Penyerang itu bersenjata dengan sebuah kapak, beberapa pisau dan bom molotov lain," kata Dreher. "Ketika dia bergerak ke arah para polisi, mereka melepaskan tembakan dan kemudian menangkapnya."
Penyerang ditembak lima kali di tubuh bagian atas. Kini dia dalam kondisi kritis, kata polisi. Namun Dreher meyakinkan, kondisi anak itu tidak dalam bahaya. Seorang guru dan enam murid menderita luka bakar, kata polisi, tetapi tak satu pun dari mereka cedera serius.
Jakob Breitzke, siswi kelas 10, kepada televisi swasta lokal mengatakan bahwa murid-murid di kelasnya mendengar teriakan yang datang dari lantai tiga dan terkunci dan membarikade pintu kelas mereka. Dia mengatakan seseorang mengguncang pintu sebelum pindah. "Kemudian kami berlari keluar menuruni tangga darurat dan ke gedung sebelah," kata Breitzke.
Dari situs di internet, Carolinum adalah sekolah menengah umum tertua kedua di Bavaria. Hal ini terletak di antara jalan-jalan berbatu yang berkelok-kelok, dan menawarkan kurikulum yang berdasarkan pada humaniora dan musik untuk anak kelas lima sampai 13.
Insiden ini adalah serangan kedua di sebuah sekolah di Jerman tahun ini. Pada bulan Maret, Tim Kretschmer, pelajar berusia 17 tahun, menembak 12 siswa di bekas sekolah di kota barat daya Winnenden. Ia melarikan diri dari gedung dan membunuh tiga orang sebelum menembak kepalanya sendiri. Setelah kasus serangan Kretschmer di Winnenden, Jerman memperketat pemeriksaan pada pemilik pistol.
AP| NUR HARYANTO