TEMPO Interaktif , Baghdad - Muntazer al-Zaidi akan segera menghirup udara bebas. Wartawan Irak yang menjadi terkenal di seluruh dunia ketika ia melemparkan sepatu kepada Presiden Amerika Serikat George W. Bush, diperkirakan akan mendapatkan sambutan seorang pahlawan jika ia dibebaskan dari penjara, seperti yang diharapkan, pada hari Senin (14/9).
Desember 2008, Zaidi melakukan tindakan tak patut terhadap Presiden Bush selama kunjungan perpisahan ke Baghdad. Namun, setidaknya dia mewakili kebencian banyak orang Irak yang dendam setelah lebih dari enam tahun terjadi pertumpahan darah yang dipicu oleh invasi yang dipimpin pasukan Amerika pada tahun 2003.
Pemerintah Irak mengutuk dan menyebut sebagai "tindakan barbar" selama Bush mengadakan jumpa pers dengan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki. Zaidi dihukum tiga tahun penjara atas tuduhan menyerang seorang kepala negara yang berkunjung.
Hukuman penjara itu kemudian dikurangi, dan keluarga mengharapkan pembebasan Zaidi pada hari Senin. Sedang pengacara Zaidi, Dhiaa al-Saadi mengatakan, ia tidak tahu mengenai kapan Zaidi akan dibebaskan.
Jutaan orang di seluruh dunia telah menyaksikan Zaidi melemparkan sepatu ke wajah Bush dan memanggil orang yang memulai perang di Irak itu dengan sebutan "anjing", yang menjadi umpatan penghinaan besar di Timur Tengah.
Presiden Venezuela Hugo Chavez yang anti Amerika menyebut Zaidi sebegai pemberani. Sedangkan pemimpin sebuah kelompok di Libya yang dipimpin oleh putri Moammar Kaddafi memberi penghargaan untuk keberaniannya. Bahkan ayah dari negara-negara Arab menawarkan kepada Zaidi, putri-putri mereka menjadi istri.
Penangkapan kepada Zaidi memicu demonstrasi di Baghdad dan Maitham al-Zaidi, saudara Zaidi, mengatakan para pendukungnya telah menggelar spanduk pembebasannya. Dia mengharapkan para pendukung itu berkumpul di pangkalan udara Baghdad di mana Muntazer dibebaskan.
Muntazer, bekerja untuk televisi al-Baghdadiya yang berbasis di Kairo, telah mendapat dukungan dari seluruh dunia. Abdul Hamid al-Saih, pejabat senior di Baghdadiya, mengatakan pihaknya membelikan rumah bagi Zaidi di Baghdad. “Gajinya tetap dibayar sepanjang menjalani hukuman penjara,” kata Saih.
Maitham al-Zaidi mengatakan Muntazer telah ditawari beberapa pekerjaan dengan media Arab lain - tetapi dia masih merenungkan masa depan profesional - dan telah didorong oleh beberapa politisi Irak untuk maju ke pemilihan parlemen Irak di bulan Januari.
"Sebelum perbuatan itu, Muntazar al-Zaidi hanya seorang jurnalis, pelapor berita. Dia bukan milik partai tertentu, tapi sekarang - ia milik Irak," kata Maitham.
Pada awal persidangan bulan Februari, kata Zaidi, Bush tersenyum ketika ia berbicara tentang prestasi di Irak telah membuatnya berpikir tentang "pembunuhan lebih dari satu juta warga Irak, yang tidak menghormati kesucian masjid dan rumah-rumah, serta perkosaan terhadap wanita. "
Keluarga Muntazer mengatakan Zaidi menderita karena dipukuli selama di tahanan Irak.
REUTERS| NUR HARYANTO