TEMPO Interaktif , Kabul - Hamid Karzai di ujung kemenangan. Dalam pemilihan umum ini, Hamid mengklaim telah memenangkan lebih dari 50 persen.
Kemungkinan pemilihan ulang tanpa harus menghadapi putaran kedua masih konroversi. Pemantau PBB mengatakan mereka telah menemukan "bukti yang jelas dan meyakinkan" adanya penipuan dan para pejabat pemilihan memerintahkan penghitungan ulang ribuan surat suara yang disengketakan.
Presiden Karzai telah mendapatkan 54,1 persen suara dari 91 persen suara yang telah dihitung. Sedang Abdullah Abdullah, pesaing yang juga mantan menteri luar negeri, mencapai 28,3 persen.
Apabila hasil melewati ambang 50 persen, setelah dikonfirmasi akan meloloskan presiden incumbent tanpa putaran kedua. Kemenangannya diharapkan akan dikukuhkan ketika hasil pendahuluan lengkap diumumkan akhir pekan ini.
Unggulnya perolehan suara Karzai ditandai dengan keprihatinan internasional bahwa pemilihan ini telah dicuri oleh kecurangan besar. Komisi Pengawas Pemilu (ECC) mengatakan telah menemukan bukti kecurangan di TPS-TPS di mana jauh lebih tinggi dari jumlah suara yang diharapkan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat dan Uni Eropa bergabung dalam mengutuk adanya kecurangan dalam pemilu. Masyarakat internasional dianggap terlambat memutuskan untuk berbicara, dengan dugaan Dr Abdullah mengani kecurangan ini.
Pada mulanya Barat memuji jejak pendapat, namun kecurangan ini mengancam bisa membatalkan pemilu yang dibiayai Barat, bahkan mengorbankan darah tentara yang tewas dalam operasi keamanan serta pengeluaran sekitar Rp 2,4 triliun lebih.
Jenderal Karl Eikenberry, duta besar Amerika Serikat, bertemu Presiden Karzai untuk membahas krisis untuk mencegah pembuangan ribuan suara dalam perhitungan. Mereka telah berjuang selama beberapa hari untuk memastikan Karzai mendesak pejabat pemilihan menyingkirkan suara yang curang sebelum mencapai hasil awal pekan ini.
ECC mendesak penyaringan lebih dari 2.300 keluhan penipuan, termasuk dugaan lebih dari 700 tempat pemungutan suara hantu dan kertas suara yang telah diiisi sehingga akan mempengaruhi hasil.
TELEGRAPH| NUR HARYANTO