TEMPO Interaktif, Khartoum - Anggota sebuah suku yang mencoba mencuri ternak menyerang sebuah desa di Sudan selatan. Tindakan itu memicu konflik yang menewaskan 46 orang, termasuk tujuh tentara, kata PBB Senin.
Insiden ini adalah yang terakhir sejak meningkatnya gelombang kekerasan suku di selatan yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak, dan mengungsikan 250 ribu lainnya, menurut PBB.
Pejabat PBB dan lokal telah menyatakan kekhawatiran bahwa kekerasan itu dapat menghambat persiapan untuk pemilihan nasional yang dijadwalkan tahun depan. Pemilihan itu merupakan komponen kunci dari kesepakatan yang mengakhiri dua dekade perang saudara antara utara dan selatan.
Anggota suku Dinka Bor menyerang sebuah desa dari suku saingan Lou-Nuer Jumat malam di Timur TWIC County, menyebabkan 46 orang tewas dan 15 dalam kondisi kritis, kata Ashraf Eissa, seorang juru bicara PBB di Sudan. Konflik seperti itu telah meningkat di musim hujan saat sumber daya seperti ternak menjadi langka, katanya.
Seorang pejabat setempat mengatakan lebih dari 24 ribu warga sipil melarikan diri dari wilayah negara Jongeli karena takut akan serangan lanjutan.
"Para warga sipil di daerah itu telah dikejutkan oleh serangan baru-baru ini, yang mengklaim puluhan nyawa dan korban terluka di negeri ini," kata komisaris daerah, Deim Ackol Deim, kepada stasiun radio Miraya yang didanai PBB.
Dia mengatakan para penyerang mengenakan seragam militer baru dan menggunakan senapan mesin baru, tetapi tidak memberikan identitas mereka.
Kekerasan itu merupakan kejadian terpisah dari konflik enam tahun antara pemberontak dan pasukan pemerintah di Darfur, wilayah barat Sudan.
AP | ERWIN Z