Direktur BEA Paul-Louis Arslanian mengatakan ia masih tidak tahu persis di mana pesawat itu jatuh, tiga bulan setelah pesawat yang terbang dari Rio ke Paris jatuh ke Samudera Atlantik sehingga menewaskan 228 penumpang.
Dia mengatakan kepada wartawan Senin (31/8), pihaknya tidak mengeluarkan rekomendasi untuk penerbangan mengenai penyebab kecelakaan dari alat pengukur kecepatan yang biasa disebut tabung PITOT. Pasalnya, dia tidak memiliki bukti untuk membenarkan hal itu. Tabung itu ditengarai sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan.
Penyelidik Arslanian bersiap-siap untuk tahap ketiga penelitian, yang bisa menghabiskan biaya hingga puluhan juta euro atau miliaran rupiah.
Sebelumnya telah dilaporkan, Pesawat Airbus A330 ini jatuh di Atlantik setelah terbang melewati badai dalam perjalanan dari Rio de Janeiro ke Paris. Semua penumpang yang berjumlah 228 orang tewas dan penyebab jatuhnya pesawat masih belum jelas.
Dua rekaman dari kotak hitam pesawat, yang menjadi kunci untuk membantu menentukan apa yang terjadi pada pesawat yang jatuh ke laut pada 31 Mei juga belum ditemukan.
AP| NUR HARYANTO