TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Thailand masih memberlakukan penerapan Internal Security Act untuk kawasan terbatas yaitu di Distrik Dusit, pusat Kota Bangkok, meskipun rencana demostrasi besar-besar anti pemerintah pada Minggu (30/8) kemarin, batal dilakukan oleh kelompok oposisi.
Kalangan oposisi, pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Sinawatra, atau yang dikenal dengan kelompok demonstran kaos merah, menunda rencana demonstrasi mereka pada pekan depan, ketika masa penerapan Internal Security Act sudah akan berakhir.
Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva mengatakan pada Jumat (29/8) bahwa pemerintah menetapkan empat hari penerapan Internal Security Act di kawasan Dusit untuk menghalau kemungkinan demostrasi kelompok kaos merah berubah menjadi anarkis.
Menyiasati kebijakan ini, kelompok kaos merah dari United Front for Democracy Againts Dictatorship (UDD) memutuskan menunda demo pada 5 September mendatang. Dan memberikan batas terakhir pada 19 September untuk melakukan penundaan rencana demo.
Perdana Menteri Abhisit, Selasa (1/9) besok, akan memanggil kabinetnya untuk membicarakan hal ini, dan kemungkinan untuk memperpanjang status penerapan ISA.
Dengan pemberlakuan Internal Security Act, para petugas keamanan diberikan wewenang untuk memberlakukan jam malam, membatasi ativitas warga, dan bahkan menangkap warga yang dicurigai akan membuat kekacauan. Wilayah Distrik Dusit merupakan jantung kota Bangkok, dimana didalamnya terdapat kantor-kantor pusat pemerintahan penting, istana kerajaan Thailand, dan berbagai fasilitas vital. Para demonstran biasanya memfokuskan kegiatannya di wilayah ini, untuk demonstrasi terhadap kerajaan maupun kebijakan pemerintahan.
Penguasa militer untuk wilayah keamanan Bangkok, Letnan Jendral Kanit Sapithak, mengatakan sejumlah personilnya telah ditempatkan untuk mengamankan sekitar gedung parlemen Government House dan sekitar wilayah kerajaan, menyusul pemberlakuan Internal Security Act.
VOVNEWS l WAHYUANA