TEMPO.CO, Jakarta - Israel tampaknya ingin mencari musuh baru. Kali ini, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyerang Qatar dengan mengatakan partisipasinya yang terus berlanjut dalam negosiasi untuk pengembalian sandera merupakan "kesalahan serius", dan menggambarkan Qatar sebagai "negara musuh".
Smotrich, yang dianggap berada di sisi paling kanan, menyatakan penyesalannya yang mendalam pada Jumat lalu atas arahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengirim Kepala Mossad David Barnea ke Qatar untuk berpartisipasi dalam negosiasi.
Menteri tersebut memposting di X: "Qatar adalah negara musuh yang mendukung Hamas dan mendukung posisinya dalam negosiasi dan tujuannya adalah untuk mencegah kita menghancurkannya. Qatar memiliki Al-Jazeera dan sangat merusak citra Israel di dunia dan upaya perang eksistensi kami."
Smotrich menyarankan bahwa satu-satunya cara untuk membawa kembali para sandera adalah: "Dengan menyerahnya Hamas melalui kelanjutan tekanan militer seperti yang saat ini dilakukan oleh para pejuang heroik kita di utara Jalur Gaza."
Dari waktu ke waktu, Qatar diserang oleh kelompok sayap kanan di Israel, yang dipimpin oleh Netanyahu dan Menteri ekstremis Smotrich, yang menyerukan kepada Barat untuk menekan Qatar agar membebaskan para sandera pada Januari lalu.
Pemerintah Qatar belum mengomentari pernyataan Smotrich, namun Doha sebelumnya telah mengecam pernyataan-pernyataan yang dilontarkan kelompok sayap kanan yang dipimpin Netanyahu.
Pernyataan menteri keuangan Israel tersebut muncul sehari setelah pengumuman mengenai keberangkatan Barnea ke Qatar pada Minggu mendatang untuk membahas kemungkinan melanjutkan negosiasi mengenai tawanan di Gaza.
Qatar memainkan peran penting dalam upaya mediasi untuk menghentikan agresi Israel ke Jalur Gaza dan memulai perundingan tawanan. Pada November 2023, negosiasi ini mencapai kesepakatan besar di mana ratusan tawanan dipertukarkan dari kedua belah pihak.
Komitmen Qatar untuk Gencatan Senjata
Sementara itu, Kementerian luar negeri Qatar mengatakan negaranya akan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden "hingga menit terakhir" sebelum pemilihan Presiden untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza.
"Kami tidak melihat adanya hasil negatif dari pemilihan umum terhadap proses mediasi itu sendiri. Kami percaya bahwa kami berurusan dengan institusi-institusi, dan di negara seperti Amerika Serikat, institusi-institusi tersebut diinvestasikan untuk menemukan resolusi untuk krisis ini," kata juru bicara kementerian, Majed Al-Ansari, dalam sebuah konferensi pers, Selasa, 29 Oktober 2024.
"Kami percaya bahwa kami berurusan dengan institusi dan di negara seperti Amerika Serikat, institusi-institusi tersebut diinvestasikan untuk menemukan resolusi atas krisis ini."
Qatar, bersama dengan AS dan Mesir, telah memediasi negosiasi selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang Israel di Gaza dan menukar tawanan Israel yang ditahan di sana dengan tawanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
MIDDLE EAST MONITOR | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Iron Dome Dijebol Iran, Israel Bangun Iron Beam 530 Juta Dolar