Lavrov juga mengkritik pembunuhan Hassan Nasrallah. "Metode pembunuhan politik, yang telah menjadi praktik yang hampir umum, sangat mengkhawatirkan, seperti yang terjadi lagi kemarin di Beirut," katanya.
Saat berbicara di Perserikatan Bangsa-bangsa pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji Israel akan terus menggempur Gaza hingga memperoleh kemenangan total. Ia juga mengatakan akan melanjutkan serangan terhadap kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, karena harapan akan gencatan senjata yang dapat mencegah perang regional habis-habisan memudar.
Beberapa delegasi keluar saat Netanyahu mendekati mimbar untuk berbicara sementara para pendukungnya bersorak. "Saya tidak bermaksud datang ke sini tahun ini. Negara saya sedang berperang untuk menyelamatkan diri," kata Netanyahu pada Jumat pekan lalu.
“Namun setelah saya mendengar kebohongan dan fitnah yang dilontarkan terhadap negara saya oleh banyak pembicara di podium ini, saya memutuskan untuk datang ke sini dan meluruskan keadaan.”
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 41.500 warga Palestina dan melukai lebih dari 96.000 lainnya sejak 7 Oktober 2024, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kelompok Palestina Hamas, yang memerintah Gaza, tidak boleh memiliki peran dalam pembangunan kembali wilayah tersebut. "Jika Hamas tetap berkuasa, mereka akan menyusun kekuatan kembali dan menyerang Israel lagi dan lagi dan lagi. Jadi Hamas harus pergi," katanya kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Hamas menuduh Netanyahu mengatakan “kebohongan terang-terangan” dalam pidatonya.
ANADOLU | AL ARABIYA | AL JAZEERA
Pilihan editor: Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel