Akankah Rusia melakukan uji coba nuklir?
Putin mengatakan bahwa Rusia akan mempertimbangkan untuk menguji coba senjata nuklir jika Amerika Serikat melakukannya, sebuah posisi yang dikonfirmasi pada September oleh penanggung jawab pengendalian senjata.
Tahun lalu, Putin menandatangani undang-undang yang mencabut ratifikasi Rusia atas Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT).
Rusia pasca-Soviet belum pernah melakukan uji coba nuklir.
Sejak Uni Soviet runtuh pada 1991, hanya beberapa negara yang telah menguji coba senjata nuklir, menurut Asosiasi Pengawasan Senjata: Amerika Serikat terakhir kali melakukan uji coba pada 1992, Cina dan Prancis pada 1996, India dan Pakistan pada 1998, dan Korea Utara pada 2017. Uni Soviet terakhir kali melakukan uji coba pada tahun 1990.
Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif ditandatangani oleh Rusia pada tahun 1996 dan diratifikasi pada tahun 2000. Amerika Serikat menandatangani perjanjian ini pada tahun 1996 tetapi belum meratifikasinya.
Siapa yang akan memberikan perintah peluncuran nuklir Rusia?
Presiden Rusia - Putin - adalah pengambil keputusan utama dalam penggunaan senjata nuklir Rusia. Tas kerja nuklir, atau "Cheget" (diambil dari nama Gunung Cheget di Pegunungan Kaukasus), selalu ada di tangan presiden setiap saat. Menteri Pertahanan Rusia, yang saat ini dijabat oleh Andrei Belousov, dan Kepala Staf Umum, yang saat ini dijabat oleh Valery Gerasimov, juga diperkirakan memiliki koper semacam itu.
Pada dasarnya, tas ini merupakan alat komunikasi yang menghubungkan presiden dengan para petinggi militernya dan kemudian dengan pasukan roket melalui jaringan komando dan kontrol elektronik "Kazbek" yang sangat rahasia. Kazbek mendukung sistem lain yang dikenal sebagai "Kavkaz".
Rekaman yang ditayangkan oleh saluran televisi Zvezda Rusia pada 2019 menunjukkan apa yang disebut sebagai salah satu koper dengan serangkaian tombol. Pada bagian yang disebut "perintah" terdapat dua tombol: tombol "luncurkan" berwarna putih dan tombol "batalkan" berwarna merah. Tas kerja ini diaktifkan oleh kartu flash khusus, menurut Zvezda.
Jika Rusia merasa menghadapi serangan nuklir strategis, presiden, melalui koper, akan mengirim perintah peluncuran langsung ke komando staf umum dan unit-unit komando cadangan yang memiliki kode nuklir. Perintah semacam itu mengalir dengan cepat melalui sistem komunikasi yang berbeda ke unit-unit pasukan roket strategis, yang kemudian akan menembakkan roket-roket tersebut ke Amerika Serikat dan Eropa.
Jika serangan nuklir telah dikonfirmasi, Putin juga dapat mengaktifkan apa yang disebut "Dead Hand" atau "Perimetr", yaitu sistem pertahanan terakhir: pada dasarnya komputer akan memutuskan hari kiamat dengan meluncurkan seluruh persenjataan Rusia jika kepemimpinan Kremlin menghadapi kehancuran.
Rusia tak pernah mengatakan apa pun tentang sistem ini - atau pembaruannya sejak zaman Soviet - sehingga statusnya saat ini tak jelas.
REUTERS
Pilihan Editor: Retno Marsudi Serukan Ada Tindakan Konkret untuk Penghapusan Total Senjata Nuklir