Namun, presisi roket tersebut tidak tinggi, dilihat dari perbedaan antara target yang diumumkan dan lokasi dampak yang sebenarnya.
Hizbullah telah berhati-hati untuk menghindari perang besar-besaran dengan Israel, setelah hanya menggunakan roket yang lebih kecil untuk menembak target-target di Israel utara secara rutin.
Barat khawatir perang Israel Hizbullah membara setelah operasi Israel minggu lalu di Lebanon selatan. "Hizbullah telah menghindari eskalasi besar dan serius dalam serangan-serangan sebelumnya," kata War Noir, seorang pakar militer yang menggunakan nama samaran dan salah satu pendiri situs AS Militant Wire.
Namun seiring meningkatnya konflik, katanya, dan jika Hizbullah dapat bertahan dari serangan udara Israel yang intens, roket artileri berat ini mungkin akan digunakan lebih sering, termasuk terhadap target-target yang lebih dalam di Israel.
Para ahli percaya bahwa Israel mampu mempertahankan diri terhadap serangan yang akan datang, berkat sistem pertahanan udaranya Iron Dome dan sistem persenjataan canggih lainnya. Israel juga lebih unggul karena didukung kemampuan finansial, teknologi, dan politik yang kuat dari Amerika Serikat.
Hizbullah pada 2021 mengklaim memiliki 100.000 pejuang, dua kali lipat dari yang diperkirakan oleh lembaga strategis internasional IISS. Tahun lalu, lembaga studi keamanan INSS Israel mengatakan Hizbullah memiliki hingga 200.000 roket dari semua jenis merek, termasuk beberapa ratus rudal presisi.
Selama manuver pada bulan Mei 2023, Hizbullah memamerkan sistem persenjataan Iran, Suriah, Rusia, dan China.
Menurut pusat penelitian keamanan Alma Israel, roket Fadi dinamai menurut Fadi Hassan Tawil, seorang militan Hizbullah yang dibunuh oleh Israel pada tahun 1987. Saudaranya Wissam, yang memimpin pasukan operasi khusus Hizbullah Radwan, tewas pada bulan Januari karena kendaraannya diserang.
AL ARABIYA | REUTERS
Pilihan editor: Trump Bersumpah Hancurkan Iran Berkeping-keping Jika Sakiti Dia