TEMPO.CO, Jakarta - Miliarder Elon Musk akan mewawancarai calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump di jejaring media sosial X miliknya pada Senin, 12 Agustus 2024, waktu setempat. Wawancara tersebut, yang dijadwalkan tayang pukul 20:00 ET (Selasa, 13 Agustus 2024 pukul 00:00 WIB), diharapkan mengundang perhatian kepada kampanye Trump yang dianggap sedang lesu.
Trump akan bersaing dengan Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat, dalam pemilu presiden pada 5 November mendatang. Harris telah menghimpun dukungan masif dari partainya sejak Presiden Joe Biden mundur sebagai kandidat karena dianggap tak mampu mengalahkan Trump untuk kedua kalinya. Harris belakangan ini unggul dari Trump dalam berbagai jajak pendapat.
Baca juga:
Wawancara di X dapat memberi kesempatan bagi Trump untuk menjangkau audiens yang berbeda dari para pendukung setia konservatif yang biasanya menghadiri kampanye dan menonton wawancaranya di Fox News.
Akan tetapi, acara-acara serupa di platform media sosial tersebut telah terganggu oleh masalah teknis. Musk, yang mengambilalih perusahaan media sosial Twitter, Inc. pada 2022 telah berjanji akan mempersiapkan platformnya untuk wawancara dengan Trump.
“Saya akan melakukan beberapa uji penskalaan sistem malam ini & besok sebelum percakapan,” tulis Musk di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Wawancara tersebut akan diselenggarakan secara langsung menggunakan akun resmi Trump di X, kata tim kampanyenya pada Minggu, 11 Agustus. Akses Trump ke akunnya, @realDonaldTrump, dipulihkan setelah berjalan sebulan kepemilikan Musk terhadap X. Akses terhadap akun Trump ditangguhkan oleh pemilik X sebelumnya, menyusul serangan terhadap Kongres AS pada 6 Januari 2021 oleh para pendukungnya.
Sejak ditangguhkan, Trump aktif di platform media sosial Truth Social miliknya, yang diluncurkan pada Februari 2022. Ia kembali ke X hanya sekali sejak aksesnya dipulihkan, dengan meminta donasi pada Agustus 2023 dan menunjukkan foto tersangka dirinya di penjara Fulton County.
Musk, yang pada pemilu 2020 mendukung Biden, juga telah memulai organisasi penggalangan dana untuk mendukung kampanye Trump. Komite organisasi tersebut kini tengah diselidiki di Michigan atas kemungkinan pelanggaran hukum tentang pengumpulan informasi pemilih.
Trump, yang telah lama menentang kendaraan listrik, mengubah sikapnya setelah mendapat dukungan Musk. “Saya mendukung mobil listrik. Saya harus mendukungnya, karena Elon sangat mendukung saya. Jadi saya tidak punya pilihan lain,” kata Trump pada kampanye awal Agustus.
Di sisi lain, pemerintahan Biden telah berupaya memopulerkan kendaraan listrik melalui keringanan pajak dan dukungan lainnya, untuk pada akhirnya mengurangi emisi karbon.
REUTERS
Pilihan editor: Sempat Lama Jadi Tahanan Israel, Berikut Profil Yahya Sinwar yang Gantikan Ismail Haniyeh Memimpin Hamas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini