TEMPO.CO, Jakarta - Tim relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) telah tiba di Rumah Sakit Indonesia, Gaza utara pekan lalu dan akan bertugas selama sekitar satu bulan di sana, kata MER-C pada Senin, 12 Agustus 2024. Empat dari mereka tiba di Jalur Gaza dari Indonesia pada 7 Agustus, kemudian berhasil menembus Gaza utara bersama tiga anggota lainnya pada Jumat, 9 Agustus.
Sejauh ini, MER-C telah mengirimkan secara bertahap lima tim medis darurat (EMT) dengan total relawan sebanyak 34 orang dari Indonesia ke Jalur Gaza sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.
Tim yang melakukan perjalanan ke Gaza utara terdiri dari empat dokter spesialis, satu petugas penghubung atau liaison officer (LO), seorang relawan nonmedis dan seorang relawan lokal dari Gaza. Relawan nonmedis Reza Aldilla Kurniawan mengatakan mereka berangkat mulai pukul 08:30 waktu setempat dari Deir al-Balah, Gaza tengah ke Beit Lahia, Gaza utara. Mereka melakukan perjalanan bersama konvoi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selama perjalanan, mereka harus mengikuti berbagai macam protokol keamanan yang diatur oleh pihak berwenang Israel, menurut dr. Dany Kurniadi Ramdhan selaku dokter bedah saraf yang mengetuai tim EMT MER-C yang kelima. Dany mengatakan mereka melalui banyak checkpoint atau pemberhentian dan beberapa kali diperiksa oleh pihak berwenang.
“Kalau belum diperbolehkan lewat, kita harus menunggu di sana, kadang-kadang harus lebih dari satu jam. Setelah ada lampu hijau, baru boleh maju lagi,” ujarnya lewat panggilan Zoom saat konferensi pers di kantor MER-C, Jakarta Pusat pada Senin, 12 Agustus 2024.
Menurut dia, jarak dari Deir al-Balah menuju Gaza utara tidak begitu jauh. Berdasarkan estimasi peta digital, hanya perlu waktu 50 menit dengan menggunakan mobil untuk menempuh 24,9 km perjalanan.
Kendati demikian, karena banyaknya protokol yang harus dilalui, ia mengatakan butuh lebih dari enam jam untuk mencapai tujuan mereka di Gaza utara. Konvoi juga sempat mampir di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza selama dua jam untuk menunggu kepastian bahwa kondisi aman untuk melanjutkan perjalanan.
Akhirnya, tim EMT tersebut tiba di Rumah Sakit Indonesia pada sore hari pada Jumat, 9 Agustus. Selama di Gaza utara, tim akan menginap di rumah sakit, mengingat wisma dr. Joserizal Jurnalis – tempat mereka seharusnya menginap – masih dalam kondisi rusak.
Malamnya, mereka membantu pengobatan beberapa pasien korban pengeboman. Di antara para pasien, ada seorang bayi yang meninggal dan empat orang yang mengalami trauma di kepala, kata Dany.
Tim medis MER-C kali ini terdiri dari empat orang dokter spesialis, yaitu satu dokter bedah saraf, satu dokter bedah plastik dan rekonstruksi, satu dokter spesialis anestesi serta satu dokter penyakit dalam.
Mereka akan bertugas selama kurang lebih satu bulan di Rumah Sakit Indonesia untuk membantu pelayanan medis bagi para pasien, serta melakukan asesmen terhadap kondisi rumah sakit itu, yang sempat rusak terkena serangan pasukan Israel. Sementara, tiga relawan MER-C lainnya masih bertugas di Gaza tengah.
Saat ini, ada total sembilan orang relawan MER-C yang berada di Jalur Gaza, yaitu lima relawan medis, tiga relawan nonmedis, dan satu LO.
NABIILA AZZAHRA
Pilihan editor: Arab Saudi Beri Pernyataan Soal Pembunuhan Ismail Haniyeh Meski Disebut Lambat