TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Israel telah menginformasikan kepada rekan-rekan mereka di Amerika Serikat bahwa mereka menggunakan amunisi yang lebih kecil, bukan bom yang lebih besar, selama serangan udara baru-baru ini di sekolah Al-Tabieen di Kota Gaza untuk meminimalisir jatuhnya korban sipil, demikian laporan CNN, mengutip seorang pejabat Amerika yang mengetahui hal tersebut.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengkonfirmasi bahwa lebih dari 100 warga Palestina yang mengungsi terbunuh dalam pembantaian yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di sekolah tersebut pada Sabtu subuh.
Tiga ‘Amunisi Kecil’
Seorang pejabat militer Israel sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa militer Israel menggunakan "tiga amunisi kecil dan tepat yang tidak dapat menyebabkan kerusakan seperti yang diklaim oleh pihak Palestina."
Militer Israel mengklaim bahwa mereka menewaskan sedikitnya 19 pejuang Hamas dan Jihad Islam Palestina yang beroperasi dari pusat komando dan kontrol yang terletak di sekolah tersebut.
Mereka juga mengklaim bahwa serangan tersebut "dilakukan dengan menggunakan tiga amunisi yang tepat," dan menambahkan bahwa "tidak ada kerusakan parah yang terjadi pada kompleks tersebut."
Namun, CNN melaporkan bahwa setidaknya satu bom presisi buatan AS digunakan dalam serangan mematikan itu, seperti yang ditunjukkan oleh para ahli senjata.
Rekaman yang diambil oleh CNN mengungkapkan bagian-bagian dari alat peledak yang diidentifikasi oleh Trevor Ball, seorang mantan teknisi pembuangan bahan peledak Angkatan Darat AS, sebagai sisa-sisa bom berdiameter kecil GBU-39.
Jaringan televisi tersebut juga mengutip ahli senjata Chris Cobb Smith yang mengatakan bahwa GBU-39, yang diproduksi oleh Boeing, adalah amunisi presisi tinggi yang "dirancang untuk menyerang target titik-titik penting secara strategis" sambil meminimalkan kerusakan tambahan.
Namun, CNN menyoroti bahwa video yang diperolehnya dari lokasi serangan-yang diklaim oleh pasukan pendudukan Israel telah menargetkan infrastruktur Hamas-menunjukkan "kehancuran yang luas dan mayat-mayat yang berserakan di halaman sekolah."
CNN menyebutkan bahwa rekaman tersebut menggambarkan petugas medis dan penyelamat mengangkut anak-anak yang terluka ke ambulans.
Para pejabat Palestina telah menginformasikan kepada jaringan media tersebut bahwa tidak ada peringatan yang diberikan kepada warga sipil sebelum serangan udara Israel.