TEMPO.CO, Jakarta - Dunia Muslim pada Sabtu mengutuk serangan Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza yang menampung pengungsi Palestina di Kota Gaza.
Setidaknya 100 orang tewas dan beberapa lainnya terluka ketika pesawat Israel menargetkan warga Palestina yang sedang melaksanakan salat subuh di Sekolah Al-Taba'een di lingkungan Al-Daraj.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan tersebut dan menuduh Tel Aviv “kurangnya niat tulus” untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung.
Kemlu Mesir menegaskan bahwa serangan itu adalah “pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.”
“Serangan skala besar yang terus-menerus dan tingginya korban sipil meningkat setiap kali upaya untuk merundingkan gencatan senjata semakin intensif,” tambahnya.
Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan upaya diplomatik guna memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan berupaya mencapai perjanjian gencatan senjata.
Sufyan Qudah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, juga menyatakan kecaman negaranya atas “pelanggaran hukum internasional dan norma-norma kemanusiaan” yang terus dilakukan Israel.
“Serangan yang ditargetkan ini, yang terjadi pada saat mediator melakukan upaya untuk melanjutkan perundingan perjanjian pertukaran sandera yang dapat mengarah pada gencatan senjata permanen, menandakan niat pemerintah Israel untuk menghalangi dan melemahkan upaya ini,” katanya.
Juru bicara tersebut menyerukan diakhirinya “pelanggaran hukum internasional” yang dilakukan Israel dan mendesak agar “mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman tersebut dimintai pertanggungjawaban.”
Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap Sekolah Al-Taba'een.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menekankan “kebutuhan mendesak untuk menghentikan pembantaian di Jalur Gaza,” dan mengutuk “kelambanan komunitas internasional dalam meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya.”
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyebut pemboman Israel terhadap sekolah tersebut sebagai “agresi terbuka.”
“Kami sekali lagi menegaskan kembali permintaan kami agar kepemimpinan dan pasukan keamanan Israel diadili atas genosida warga Palestina dan kejahatan perang yang dilakukan di Palestina,” kata Sharif.
Irak juga mengutuk serangan Israel. “Serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap norma dan konvensi internasional,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.
“Mereka juga menunjukkan ketidakpedulian Israel terhadap upaya global yang bertujuan mencapai gencatan senjata di Gaza,” tambahnya.
Kementerian mendesak komunitas internasional, khususnya dunia Islam, untuk “mengambil sikap tegas untuk menghentikan agresi Israel terhadap Palestina.”
Qatar juga mengutuk keras “pemboman yang dilakukan pendudukan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di sebelah timur kota Gaza,”.
Doha menggambarkannya sebagai “pembantaian yang mengerikan dan kejahatan brutal terhadap warga sipil yang tidak berdaya dan merupakan pelanggaran mencolok terhadap dasar hukum kemanusiaan internasional dan Dewan Keamanan PBB. resolusi 2601."
Kementerian Luar Negeri negara Teluk tersebut mengulangi seruan Doha untuk "melakukan penyelidikan internasional yang mendesak dengan mengirimkan penyelidik independen PBB untuk menyelidiki penargetan sekolah dan tempat penampungan bagi para pengungsi yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel."
Kementerian tersebut menggarisbawahi posisi tegas Qatar mengenai “keadilan perjuangan Palestina, hak sah persaudaraan rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”
Secara terpisah, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengecam keras tindakan Israel yang menargetkan sekolah Al-Taba’een.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri UEA menekankan “penolakan tegas UEA terhadap penargetan warga sipil dan fasilitas sipil.”
Pernyataan ini menegaskan kembali perlunya “gencatan senjata segera untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.”
UEA meminta komunitas internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk menghindari semakin memperburuk situasi di Wilayah Pendudukan Palestina, dan untuk memajukan semua upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil.”
Dengan adanya pengeboman terhadap sekolah Al-Taba'een, jumlah sekolah yang menjadi sasaran tentara Israel di Kota Gaza selama seminggu terakhir telah meningkat menjadi enam, menurut penghitungan Anadolu.
Meskipun ada seruan pada Kamis dari para mediator, termasuk Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar, untuk menghentikan serangan, mencapai gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran sandera, Israel tetap melakukan serangan mematikannya di Jalur Gaza.
Serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.800 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan negara tersebut untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.
Pilihan Editor: Serangan Israel ke Gaza Menghantam Komplek Sekolah, 100 Orang Tewas
ANADOLU