TEMPO.CO, Jakarta - Israel telah memberikan pemberitahuan bahwa mereka tidak akan lagi mengakreditasi diplomat Norwegia yang bertugas di wilayah Palestina yang diduduki. Kementerian luar negeri Norwegia pada Kamis, 8 Agustus 2024, menyebutnya sebagai "tindakan ekstrem" oleh pemerintah Israel.
Kini, Norwegia tengah mempertimbangkan tanggapannya terhadap situasi tersebut, kata Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah tindakan ekstrem yang terutama mempengaruhi kemampuan kami untuk membantu penduduk Palestina... Keputusan hari ini akan memiliki konsekuensi terhadap hubungan kami dengan pemerintah Netanyahu," katanya.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan pada Kamis bahwa status diplomatik utusan Norwegia untuk Otoritas Palestina akan dicabut karena "perilaku anti-Israel" Oslo sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober.
"Saya memerintahkan penghentian perwakilan atas nama Kedutaan Besar Norwegia di Israel terhadap Otoritas Palestina," kata Katz dalam sebuah pernyataan.
"Ada harga yang harus dibayar untuk perilaku anti-Israel," tambah diplomat tinggi tersebut, mengutip pengakuan Norwegia baru-baru ini terhadap negara Palestina dan dukungannya terhadap kasus Mahkamah Pidana Internasional yang tertunda yang melibatkan para pemimpin Israel dalam dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sebuah pernyataan terpisah menyebutkan "pernyataan serius dari para pejabat senior Norwegia" yang dianggap kementerian luar negeri sebagai anti-Israel.
Kementerian tersebut mengatakan, dalam sebuah pernyataan, akan mencabut status diplomatik "delapan diplomat Norwegia ... yang bertugas mewakili Norwegia vis-a-vis Otoritas Palestina".
Dalam sebuah nota resmi yang disampaikan pada Kamis kepada kedutaan Norwegia di Tel Aviv, kementerian luar negeri Israel mengatakan bahwa status diplomatik para utusan tersebut "akan dicabut tujuh hari setelah tanggal nota ini".
Nota tersebut menuduh Norwegia melakukan "kebijakan dan pernyataan sepihak" sejak serangan 7 Oktober, yang kini telah memasuki bulan ke-10.
Pada Mei, Israel telah memerintahkan konsulat Spanyol di Yerusalem untuk berhenti memberikan layanan konsuler kepada warga Palestina mulai 1 Juni sebagai tindakan "hukuman" atas pengakuan Madrid terhadap negara Palestina, kata Katz pada saat itu.
Spanyol, Irlandia dan Norwegia sebelumnya telah mengumumkan keputusan mereka untuk mengakui negara Palestina, yang memicu kecaman keras dari Israel, yang para pemimpinnya telah berulang kali menentang kenegaraan Palestina.
THE NEW ARAB
Pilihan Editor: Israel Cabut Status Diplomatik 8 Diplomat Norwegia untuk Otoritas Palestina