TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 4.000 warga Israel terdampar di luar negeri karena penangguhan maskapai penerbangan internasional ke Tel Aviv di tengah meningkatnya ketegangan perbatasan antara Hizbullah dan Israel, menurut media lokal pada Ahad.
Lembaga penyiaran publik KAN mengatakan sekitar 4.000 penumpang terjebak di luar negeri dan telah menghubungi Kementerian Luar Negeri di Tel Aviv untuk memfasilitasi kepulangan mereka ke Israel.
Karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah, 15 maskapai penerbangan internasional telah membatalkan penerbangan mereka ke dan dari Tel Aviv sejak Senin lalu, dengan beberapa menunda penerbangan setidaknya selama beberapa hari dan lainnya tanpa batas waktu.
Penerbangan antara Tel Aviv dan Eilat di Israel selatan juga dibatalkan pada Sabtu malam dan sepanjang Minggu karena situasi keamanan yang tegang, kata harian Israel Maariv.
Ketegangan meningkat antara Hizbullah dan Israel sejak Tel Aviv membunuh komandan senior militer Fuad Shukr dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh juga dibunuh di Teheran pada hari berikutnya, dalam serangan yang dituduhkan dilakukan oleh Israel, meskipun Tel Aviv belum mengkonfirmasi atau menyangkal tanggung jawabnya.
Hamas dan Iran telah berjanji untuk membalas pembunuhan Haniyeh, sementara Hizbullah berjanji untuk menanggapi pembunuhan Shukr.
Kekhawatiran meningkat atas perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah baku tembak lintas batas selama berbulan-bulan.
Peningkatan ini terjadi di tengah serangan gencar Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 39.600 korban sejak Oktober lalu, menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas.
Pilihan Editor: Timur Tengah Membara, Banyak Maskapai Batalkan Penerbangan ke Beirut
ANADOLU