TEMPO.CO, Jakarta - Kematian kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh telah mengundang kecaman dunia. Haniyeh dibunuh setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian pada Rabu 31 Juli 2024 di Teheran, Iran.
Media Iran sebelumnya melaporkan bahwa Haniyeh tewas di "tempat tinggal khusus" untuk veteran perang di utara Teheran, ibu kota Iran. Disebutkan bahwa penyebab kematian Haniyeh karena serangan terkena proyektil udara.
Namun, pernyataan ini berbeda dengan klaim New York Times yang melaporkan bahwa Haniyeh tewas akibat bom yang diselundupkan. Selain itu muncul spekulasi bahwa kematian Ismail Haniyeh melibatkan Israel dan mungkin juga dukungan dari Amerika Serikat.
Kematian Haniyeh ini pun menjadi bahan perdebatan karena adanya perbedaan laporan mengenai penyebabnya. Berikut adalah beberapa versi mengenai penyebab kematian Ismail Haniyeh.
Ismail Haniyeh Terbunuh Akibat Serangan Rudal
Menurut laporan Reuters, Haniyeh terbunuh sekitar pukul 2 pagi waktu setempat pada hari Rabu. Garda Revolusi Iran mengonfirmasi kematian Haniyeh, yang merupakan wajah diplomasi internasional Hamas saat perang yang dipicu oleh serangan kelompok Islam itu terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu berkecamuk di Gaza.
NourNews, media yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, mengatakan Haniyeh dan pengawalnya terbunuh oleh serangan proyektil udara. Laporan awal juga menyebutkan serangan itu menargetkan tempat Haniyeh menginap. Pembunuhan itu disebut sebagai "perjudian berbahaya untuk melemahkan pencegahan Teheran," katanya.