TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Jurnalist Internasional (IFJ) akan meluncurkan sebuah pendanaan baru pada Kamis, 1 Agustus 2024, sebesar USD1 juta (Rp16 miliar) sebagai bentuk dukungan pada oragnisasi-organisasi media di seluruh Palestina. Progam ini ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan jurnalisme demi kepentingan publik serta untuk melindungi masa depan media di Palestina di tengah perang Gaza yang masih berkecamuk.
Media di Palestina telah hancur. Setidaknya 117 wartawan tewas dan outlet media hancur dalam perang Gaza yang berkecamuk sejak Oktober 2023. Walhasil, saat ini muncul kebutuhan untuk melindungi jurnalis demi kepentingan publik yang semakin mendesak.
Selain jatuhnya korban tewas, perang Gaza juga membuat puluhan wartawan luka-luka dan banyak perusahaan media di sana terancam tutup. Dengan begitu, pendanaan dari IFJ sangat penting bagi ekosistem media di Palestina dan masyarakat yang bergantung pada kualitas pemberitaan media setempat.
Pendanaan yang dikucurkan IFJ bersumber dari International Fund for Public Interest Media (IFPIM) yang bermitra dengan Palestinian Journalists Syndicate (PJS) dan Palestinian Media Sector Coordination Group (PMSCG). Uang sebesar USD1 juta itu akan diberikan sebagai hibah pada 20 media di level nasional maupun daerah di Palestina. Hibah tersebut diharapkan bisa membantu membayar gaji wartawan, memproduksi berita serta melindungi promosi kepentingan publik.
Pemilihan media yang berhak mendapat bantuan pendanaan ini dilakukan melalui seleksi ketat dan transparan berdasarkan kriteria yang menunjukkan komitmen jelas pada transparansi, etika jurnalisme, kepatuhan hukum dan memberikan kondisi kerja yang adil pada para stafnya. Semua pelamar akan menjalani pengecekan yang menyeluruh sebelum uang hibah difinalisasi.
Proyek ini juga memberikan dukungan pada PMSCG dan upaya-upayanya dalam mengembangkan sebuah strategi jangka panjang di sektor media di Palestina. Dukungan ini akan berkontribusi terhadap pendirian pendanaan untuk media independen, yang akan dikelola oleh beberapa organisasi media dan lembaga yang bertugas meningkatkan ekosistem media di Palestina.
“Tidak ada urgensi yang lebih besar daripada menyelamatkan jurnalisme dari kepunahan di Palestina,” kata Sekjen IFJ, Anthony Bellanger. Dia menambahkan kerugian profesional dan kemanusiaan pada jurnalisme di lapangan dan dampaknya secara jangka panjang bisa membuat hilangnya berita-berita lokal dan kepentingan publik sangatlah besar. Krisis di Gaza harus dibayar mahal. Banyak wartawan yang gugur, kehilangan pekerjaan mereka, menghadapi situasi keuangan yang sulit atau perusahaan media yang tidak dapat dipertahankan.
Sumber: ifj.org
Pilihan editor: Khawatir Serangan Israel, Sejumlah Negara Keluarkan Travel Warning ke Lebanon