TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengklaim “sangat mendukung Palestina” dan telah berbuat “lebih banyak untuk komunitas Palestina daripada siapa pun”, dalam sebuah wawancara di mana dia juga mengakui dirinya sebagai “Zionis”.
“Saya orang yang membuka semua aset, saya orang yang memastikan Mesir membuka perbatasan agar barang bisa lewat, [seperti] obat-obatan dan makanan,” katanya kepada jurnalis Speedy Morman di YouTube acara bincang-bincang, 360 with Speedy.
Ketika ditanya tentang dukungannya terhadap Israel, termasuk pasokan senjata dan bantuan militer, Biden mengatakan Israel telah “menyangkal senjata ofensif tersebut”.
“Saya sudah jelaskan dengan jelas, [Israel] tidak bisa menggunakan senjata yang kami sediakan untuk digunakan di wilayah sipil,” katanya.
Klaim dukungan Biden terhadap Palestina dengan cepat dikecam secara online.
“Anda mungkin mengira seseorang yang membunuh 38.500 warga Palestina di bawah kepemimpinannya akan memiliki kerendahan hati yang lebih besar,” kecam seorang komentator di media sosial dalam unggahan ulang wawancara Biden.
Presiden Biden mengatakan dia “berbuat lebih banyak untuk komunitas Palestina” dibandingkan siapa pun ketika didesak mengenai dukungan Amerika Serikat terhadap Israel.
Biden menggandakan dukungannya terhadap Israel dan komunitas Palestina ketika ditanya oleh Speedy Morman dari Complex dalam sebuah wawancara mengapa dukungan AS terhadap Israel “begitu kuat.” Wawancara tersebut difilmkan pada Jumat dan dirilis pada Senin di “360 with Speedy” di Complex.
“Jika tidak ada Israel, maka setiap orang Yahudi di dunia akan berada dalam risiko. Setiap orang Yahudi di dunia akan menghadapi risiko. Jadi ada kebutuhan untuk menjadi kuat, dan ada kebutuhan bagi Israel untuk dapat memiliki setelah Perang Dunia II … kemampuan bagi orang-orang Yahudi untuk memiliki tempat mereka sendiri,” kata Biden kepada Morman.
“Tetapi Anda tidak harus menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis, dan seorang Zionis adalah tentang apakah Israel adalah tempat yang aman bagi orang-orang Yahudi karena sejarah penganiayaan mereka,” lanjut Biden sebelum menjawab, “ Ya,” apakah dia menganggap dirinya seorang Zionis.
Biden mengatakan orang-orang “tidak tahu apa itu Zionis” sebelum menunjuk pada apa yang telah ia lakukan untuk rakyat Palestina, seperti mendorong bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Jalur Gaza di tengah perang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
“Ngomong-ngomong, saya adalah orang yang berbuat lebih banyak untuk komunitas Palestina dibandingkan siapa pun. Saya orang yang membuka semua aset. Saya adalah orang yang memastikan agar Mesir membuka perbatasan agar barang, obat-obatan, dan makanan bisa lewat,” katanya.
“Saya sangat mendukung Palestina. Tapi Hamas adalah sekumpulan preman,” imbuhnya kemudian.
Dalam debat bulan lalu, mantan Presiden Trump menargetkan Biden mengenai cara menangani perang Israel-Hamas, setelah presiden berpendapat bahwa Hamas yang menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
“Israel adalah satu-satunya. Dan Anda harus membiarkan mereka pergi dan membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak ingin melakukannya,” kata Trump.
“Dia menjadi seperti orang Palestina, tapi hei, jangan menyukainya karena dia orang Palestina yang sangat buruk. Dia orang yang lemah,” tambah Trump.
“Saya belum pernah mendengar kebodohan sebanyak ini,” jawab Biden.
Biden meluncurkan perjanjian gencatan senjata tiga fase pada Mei yang akan segera menetapkan jeda pertempuran setidaknya selama enam minggu. Namun, kesepakatan tersebut masih terhenti karena para mediator terus memperdebatkan parameter-parameternya.
Pilihan Editor: Erdogan: Pemerintahan Biden Terlibat dalam Kejahatan Perang Israel di Gaza
THE HILL | AL JAZEERA