TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian menegaskan kembali dukungan negara ini terhadap kelompok Hizbullah Lebanon. Ia juga mengutuk tindakan Israel terhadap Palestina.
Pernyataan tersebut diungkapkan kepada kepala Hizbullah Hassan Nasrallah di kantor berita resmi IRNA. Ini adalah salah satu komentar kebijakan luar negeri pertama dari Masoud Pezeshkian sejak kemenangannya dalam pemilihan presiden putaran kedua hari Jumat pekan lalu.
Teheran memberikan dukungan keuangan dan militer kepada Hizbullah. Kelompok militan asal Lebanon ini dibentuk atas inisiatif Garda Revolusi Iran setelah musuh bebuyutannya Israel menyerbu Beirut pada 1982 selama perang saudara Lebanon.
Mengacu pada Hizbullah dan kelompok sekutunya, Pezeshkian mengatakan, "Dukungan terhadap perlawanan berakar pada kebijakan mendasar Republik Islam Iran."
Ia mengatakan bahwa ia yakin Hizbullah akan menghentikan agresi militer Israel, di Gaza. Selama sembilan bulan terakhir, Israel berperang melawan Hamas.
Sejak perang di Gaza dimulai, Hizbullah dan Israel telah saling tembak hampir setiap hari di perbatasan Lebanon. Hal ini memicu kekhawatiran global tentang potensi perang habis-habisan seiring meningkatnya pertempuran.
Sebelumnya pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan Teheran tidak akan ragu untuk mendukung bangsa Lebanon. Israel juga harus menyadari konsekuensi dari tindakan berani apa pun di kawasan, terutama terhadap Lebanon.
Pezeshkian yang merupakan seorang tokoh reformis, mengalahkan Saeed Jalili yang sangat konservatif, dalam pemilihan usai meninggalnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter. Setelah pemungutan suara, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan hasil pemilu tersebut merupakan pesan yang jelas mengenai tuntutan perubahan dan perlawanan dari rakyat Iran.
Pada hari Sabtu, pemimpin Hizbullah Nasrallah mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas kemenangannya dalam pemilihan Presiden Iran. Ia menekankan peran Teheran sebagai pendukung "kuat" kelompok "perlawanan" regional.
Gerakan Muslim Syiah merupakan bagian penting dari Poros Perlawanan yang menentang Israel dan Amerika Serikat. Aliansi ini juga mencakup pemberontak Huthi Yaman dan pejuang di Irak, serta Hamas.
NDTV