Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Jill mengucapkan selamat hari raya Idul Adha kepada Muslim Amerika Serikat dan komunitas Muslim di seluruh dunia. Biden dalam keterangan tertulis pada 18 Juni 2024, mengatakan hari raya Idul Adha adalah waktu bagi umat Muslim untuk berdoa, berefleksi dan mempersembahkan kurban, sekaligus waktu berkumpul bersama keluarga dan rekan-rekan.
Idul Adha bagi Biden juga waktunya berbagi kebahagiaan berupa makanan dengan mereka yang membutuhkan, dan menghormati mereka yang menunaikan ritual ibadah Haji. Tahun ini, hampir dua juta umat Muslim dari penjuru dunia ikut menunaikan ibadah haji, yakni perjalanan sakral yang mengumpulkan segenap komunitas Muslim dari berbagai kalangan untuk bersatu dalam kekeluargaan dan iman.
"Kami berharap semoga mereka semua menjadi Haji yang Mabrur," kata Biden.
Menurut Biden, momen Haji dan Idul Adha mengingatkan bahwa semua manusia di mata Tuhan itu sama dan pentingnya kebersamaan dalam komunitas serta kegiatan amal – nilai yang begitu dekat dengan karakter masyarakat Negeri Abang Sam. Ada jutaan umat Muslim di Amerika Serikat, yang bekerja diberbagai bidang, mulai dari sektor kesehatan, tekonologi, pendidikan, pelayanan publik, dan kesenian.
"Banyak Muslim Amerika menjadi bagian dalam pemerintahan saya – lebih banyak dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya – dan saya menjadi presiden Amerika pertama yang menominasikan tokoh Muslim Amerika untuk pengadilan federal. Saya bersyukur setiap hari atas kerja keras mereka bagi masyarakat Amerika. Muslim Amerika adalah tetangga, keluarga, rekan, dan sesama warga negara kita semua. Mereka membuat negara kita menjadi semakin kokoh," kata Biden.
Biden mengakui tahun ini perayaan Idul Adha bertepatan dengan masa sulit yang dialami banyak komunitas Muslim di dunia. Di Gaza, warga sipil yang tidak bersalah menderita akibat perang antara Hamas dan Israel. Terlalu banyak orang tidak berdosa yang meninggal, termasuk ribuan anak-anak. Banyak keluarga harus meninggalkan rumah-rumah mereka dan menyaksikan komunitasnya hancur. Rasa sakit mereka begitu mendalam.
Biden meyakinkan pihaknya berusaha semampunya untuk mengakhiri perang Gaza, membebaskan semua sandera, menyalurkan bantuan kemanusiaan, dan mewujudkan solusi dua negara, yang diyakini akan menjadi satu-satunya jalan perdamaian yang abadi bagi masyarakat Palestina dan Israel. Dia pun percaya proposal gencatan senjata tiga fase yang Israel sampaikan pada Hamas dan bahwa Dewan Keamanan PBB juga mendukungnya adalah jalan terbaik untuk mengakhiri kekerasan yang terjadi di Gaza, dan pada akhirnya bisa menghentikan peperangan.
Bukan hanya itu, Amerika Serikat juga terus berusaha untuk mewujudkan resolusi perdamaian untuk konflik yang terjadi di Sudan. Washington pun terus mengadvokasi hak-hak bagi komunitas Muslim, termasuk komunitas Rohingya di Burma dan Uighur di Cina, yang menghadapi persekusi padahal seperti masyarakat lainnya, etnis Rohingya dan Uighur berhak untuk hidup bebas dari kekerasan dan rasa takut.
Oleh karena itu, Biden berkomitmen mengatasi Islamofobia di Amerika Serikat. Tidak ada tempat bagi kebencian di Amerika Serikat, baik itu ditujukan bagi Muslim Amerika, Arab Amerika termasuk komunitas Palestina, atau siapapun juga. Washington merancang strategi nasional untuk melawan Islamofobia dan bentuk-bentuk bias serta diskriminasi terkait, yang tidak hanya berdampak pada umat Muslim, namun juga orang-orang keturunan Arab, Sikh, dan Asia Selatan.
Dengan semangat Idul Adha, Biden mengajak semua orang memperbarui komitmen atas nilai-nilai yang menyatukan yakni kasih sayang, empati, dan saling menghormati, yang merupakan ciri khas Amerika Serikat dan Islam. "Kami menantikan kepulangan para para peziarah Muslim Amerika yang telah menyandang gelar Haji. Bagi mereka dan seluruh umat Islam di seluruh dunia, kami mengucapkan semoga hari raya Anda penuh berkat dan makna. Selamat Idul Adha!," kata Biden
Pilihan editor: Raja Salman Membayarkan Hewan Kurban untuk 3.322 Jemaah Haji dengan Uang Pribadi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini