Bagaimana peluang Israel mengalahkan Hamas?
Peter Lerner, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengatakan kepada Reuters bahwa mereka masih jauh dari menghancurkan Hamas, yang menurutnya telah kehilangan sekitar separuh dari kekuatan tempurnya.
Lerner mengatakan bahwa militer beradaptasi dengan perubahan taktik kelompok tersebut dan mengakui bahwa Israel tidak bisa menghabisi setiap pejuang Hamas atau menghancurkan setiap terowongan Hamas.
"Tidak pernah ada tujuan untuk membunuh setiap teroris di lapangan. Itu bukan tujuan yang realistis," tambahnya. "Menghancurkan Hamas sebagai otoritas pemerintahan adalah tujuan militer yang bisa dicapai dan dapat dicapai," tambahnya.
Netanyahu dan pemerintahannya berada di bawah tekanan dari Washington untuk menyetujui rencana gencatan senjata guna mengakhiri perang, yang dimulai pada 7 Oktober ketika para pejuang Hamas menyerbu masuk ke wilayah selatan Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menahan lebih dari 250 orang sandera, menurut penghitungan Israel.
Kampanye darat dan udara Israel berikutnya di Gaza telah menyebabkan wilayah tersebut hancur dan menewaskan lebih dari 36.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang menghadapi tingkat kelaparan yang "sangat parah".
Ada sekitar 7.000-8.000 pejuang Hamas yang dilaporkan bercokol di Rafah, benteng pertahanan terakhir dari perlawanan kelompok tersebut, menurut para pejabat Israel dan AS. Para pemimpin tertinggi Yahya Sinwar, saudaranya Mohammed, dan orang kedua di komando Sinwar, Mohammed Deif, masih hidup dan diyakini bersembunyi di terowongan bersama para sandera Israel, kata mereka.
Kelompok Palestina tersebut telah menunjukkan kemampuan untuk mundur dengan cepat setelah serangan, berlindung, berkumpul kembali, dan muncul lagi di daerah-daerah yang diyakini Israel telah dibersihkan dari militan, kata seorang pejabat pemerintah AS.
Lerner, juru bicara IDF, setuju bahwa Israel menghadapi pertempuran yang berlarut-larut untuk mengatasi Hamas, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak tahun 2006.
"Tidak ada solusi cepat setelah 17 tahun mereka membangun kemampuan mereka," tambahnya.
Penasihat keamanan nasional Israel mengatakan bahwa perang yang terus berlanjut di Gaza kemungkinan besar akan berlangsung hingga akhir tahun ini, beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik Kan Israel, Tzachi Hanegbi mengatakan "kami memperkirakan akan terjadi pertempuran selama tujuh bulan lagi" untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) yang lebih kecil.
REUTERS | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Mengapa Yerusalem Menghadapi Kekerasan selama 'Flag March'?